BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pada
saat sekarang ini yang paling dibutuhkan dalam dunia kerja adalah individu yang memeiliki kualitas maupun
kuantitas yang tinggi baik dari segi pengalaman kerja maupun kemampuan berpikir
kritis untuk memecahkan setiap masalah yang dihadapi. Oleh karena itu,
banyaknya pengalaman kerja akan membuat individu tersebut akan semakin
berkembang baik dari segi kemampuan maupun berpikirnya.
Mahasiswa
sebagai calon penerus generasi bangsa sangat dituntut untuk memiliki kemampuan
yang memadai dalam memecahkan setiap permasalahan yang ada. kegiatan semacam
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) akan sangat membantu mahasiswa dalam meningkatkan
kemampuan tersebut. Melalui kegiatan Kuliah Kerja lapangan ini nantinya
diharapkan tiap mahasiswa mampu mengaplikasikan semua teori yang telah didapat
di bangku perkuliahan untuk diterapkan secara langsung di lapangan. Dengan
kegiatan ini mahasiswa dituntut dapat mengembangkan kemampuan berpikir dalam
memecahkan setiap permasalahan yang ada.
Kegiatan
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) III ini mengambil tema” Kajian Karakteristik
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Wilayah Pujon Lor dan Sendang Biru
Kabupaten Malang”. Kegiatan KKL III ini akan mengkaji Daerah Objek Kajian
dilihat dari kondisi sosial ekonomi masyarakatnya serta faktor fisik yang juga
ikut mempengaruhinya .
Kondisi
sosial ekonomi masyarakat dapat dilihat dari banyak factor seperti jenis mata
pencaharian, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, umur, agama, jumlah
penduduk, faktor alam, dan faktor lainnya. Faktor-faktor tersebut saling
berkaitan antara satu dengan yang lain dan kesemuanya saling mempengaruhi dan
tidak dapat terpisahkan. Kondisi sosial ekonomi dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan fisik yang ada di wilayah tersebut.
Kabupaten
Malang merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Timur yang memiliki banyak
potensi baik dari segi kondisi alamnya maupun kondisi sosial masyarakatnya yang
beragam. Kabupaten Malang dengan seluruh sumberdaya yang ada pastinya sudah
memiliki program yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakatnya. Upaya ini
bisa dilihat dari segi pengembangan wisata, pertanian, perdagangan, maupun
usaha lainnya.
Seperti sudah diketahui oleh
khalayak umum bahwa Kabupaten Malang, Jawa Timur memiliki potensi alam yang sangat menguntungkan karena
memiliki kondisi morfologi yang beragam mulai dari daerah Pegunungan sampai
dengan daerah Pantai. Perbedaan kondisi morfologi ini tentunya juga berimbas
pada variasi jenis mata pencaharian penduduk yang berbeda di tiap wilayah
administratifnya.
Daerah
Kajian yang akan dikaji adalah daerah Pujon Lor serta Daerah Sendang Biru,
Kabupaten Malang. Daerah Pujon Lor merupakan kawasan perbukitan dan sebagian
besar masyarakatnya bermata pencaharian
sebagai Petani baik usaha pertanian maupun usaha perkebunan dan wilayah ini
juga merupakan daerah sentra peternakan terutama peternakan Sapi perahnya.
Sedangkan untuk daerah Sendang Biru sebagian besar masyaraktnya bermata
pencaharian sebagai nelayan.
Aktivitas
perekonomian masyarakat sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan fisik di
wilayah tersebut. Kemampuan manusia dalam hal adaptasi lingkungan sangat
mempengaruhi pola aktivitas perekonomian di wilayah tersebut, misalnya saja
aktivitas ekonomi di daerah dataran tinggi berbeda dengan di dataran rendah
sehingga tingkat kemampuan adaptasi lingkungan ikut berperan dalam pola
aktivitas yang dilakukan masyarakat.
Daerah Pujon Lor merupakan daerah
pertanian terutama untuk jenis pertanian Holtikultura. Adapun jenis vegetasi
yang di usahakan disana seperti halnya Berbagai Macam Sayuran seperti cabai,
tomat maupun berbagai macam jenis buah
terutama yang terkenal adalah buah Apel
khas Malang. Daerah Pujon selain merupakan daerah pertanian akan tetapi lebih
dikenal dengan Peternakan Sapi perahnya. Kegiatan perekonomian primer
masyarakatnya masih didominasi dengan kegiatan pertanian. Meskipun memiliki
aktivitas perekonomian yang sama akan tetapi tingkat kesejahteraan kedua
masyarakat desa tersebut berbeda, hal ini dipengaruhi oleh kondisi sosial
ekonomi yang berbeda pula seperti tingkat pendidikan, jumlah tenaga kerja serta
tingkat pengetahuan masyarakat dalam hal pertanian. Kondisi lingkungan yang
dinamis membuat masyarakat harus pandai beradaptasi untuk tetap bisa bertahan,
sehingga sangat memungkinkan untuk terjadinya perubahan aktivitas perekonomian.
Potensi yang ada harus dimanfaatkan secara maksimal agar yang tingkat
kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan.
Begitu
halnya dengan kehidupan masyarakat di sekitar wilayah pantai Sendang Biru, Kab.
Malang. Meski wilayah pantai Sendang Biru ini merupakan daerah penghasil
tangkapan ikan terbesar di Jawa Timur, namun kenyataanya sebagian masyarakat
nelayan di wilayah tersebut secara ekonomi masih dalam taraf ekonomi menengah
ke bawah. Pengembangan wilayah pantai Sendang Biru menjadi daerah tujuan wisata
dirasa masih belum optimal pengelolaanya sehingga terkesan masih alami karena
belum diikuti pengembangan sarana prasarana yang memadai. Potensi wilayah
pantai Sendang Biru sebagai daerah wisata sebenarnya sangat besar sekali,
bahkan sudah masuk dalam buku Guide Pariwisata (Lonely Planet Travel Survival
Indonesia). Akan tetapi perhatian pemerintah yang masih kurang menyebabkan
potensi tersebut kurang maksimal.
Kehidupan
masyarakat nelayan di wilayah pantai Sendang Biru sangat tergantung dari usaha
yang mereka lakukan sendiri, tidak hanya dengan menangkap ikan tetapi juga
melakukan usaha di sector pariwisata misalnya dengan penyewaan alat pemancingan
dan juga jasa penyewaan kapal untuk menyeberang ke pulau Sempu. Meskipun
begitu, tetap saja usaha mereka hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari saja karena pada dasarnya potensi pemandangan wisata pantai Sendang
Biru nyatanya tidak terlalu menjadi perhatian bagi wisatawan untuk berkunjung
ke sana. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti sarana
prasarana pendukung yang kurang memadai dan faktor lainnya.
Tingkat
kesejahteraan masyarakat nelayan dipengaruhi oleh kondisi sosial maupun kondisi
lingkungan yang ada. Kondisi lingkungan yang berada di wilayah pantai pasti
akan membentuk pola kehidupan masyarakat yang berbeda dengan masyarakat di
daerah pegunungan. Untuk itu dalam kegiatan KKL III ini dilakukan suatu
Penelitian dengan tema “KAJIAN KARAKTERISTIK KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT
DI WILAYAH PUJON LOR DAN SENDANG BIRU KABUPATEN MALANG “. Dalam hal ini Kajian
lebih dikhususkan pada perbedaan tingkat pendapatan antara masyarakat petani,
peternak dan nelayan serta perbedaan karakteristik sosial ekonomi seperti
variasi jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, umur dan jenis kelamin serta pola kependudukan misalnya saja
kepadatan penduduk, pola permukiman penduduk.
B.
Permasalahan
Kondisi lingkungan alam yang selalu
dinamis akibat pengaruh dari kegiatan manusia membuat potensi perubahan
aktivitas manusia selalu terjadi. Begitupun dengan aktivitas perekonomian
masyarakat di Kab.Malang yang pastinya terjadi perubahan pola aktivitas
perekonomian mengikuti perubahan kondisi fisik lingkungannya. Untuk itu dalam
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Bagaimana
karakteristik kondisi sosial ekonomi masyarakat di daerah Pujon Lor, kawasan
Konservasi Pulau Sempu dan Sendang Biru
2. Potensi
apa sajakah yang berada di daerah Pujon Lor, kawasan konservasi Pulau Sempu dan
Sendang Biru yang dapat digali untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan
penduduk di daerah tersebut
C.
Tujuan
Adapun Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan
Penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk
mengetahui karakteristik kondisi sosial ekonomi di daerah Pujon Lor, kawasan
konservasi Pulau Sempu dan Sendang Biru
2. Untuk
mengetahui potensi yang berada di daerah Pujon Lor, Kawasan konservasi Pulau
Sempu, dan Sendang Biru yang dapat digali untuk meningkatkan tingkat
kesejahteraan penduduk di daerah tersebut
D.
Manfaat
Dengan adanya kegiatan Penelitian ini diharapkan
akan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Secara
Praktis, Memberikan Gambaran umum kondisi sosial ekonomi masyarakat petani maupun
peternak dan nelayan di wilayah kab.Malang, sehingga membantu bagi pemerintah
daerah dalam merencanakan pola pengelolaan potensi alam di wilayah tersebut.
2. Secara
Teoritis dapat memberikan pengetahuan bagi mahasiswa tentang pola kehidupan
sosial ekonomi masyarakat di wilayah pujon lor, dan kawasan pantai sendang biru,
Kabupaten Malang
E.
Waktu
Pelaksanaan
Penelitian
ini dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:
1. Tahap
Persiapan
Kegiatan
yang dilakukan dalam tahap ini yaitu:
a) Audiensi
dengan Biro Perjalanan
b) Pembuatan proposal
c) Pembagian
kelompok kerja
d) Kesiapan
administratif
e) Pembekalan
materi oleh dosen pembimbing
2.
Tahap Pelaksanaan
Kegiatan
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) III ini dilaksanakan dari tanggal 10-13 Mei 2010
3.
Tahap Evaluasi
Kegiatan
yang dilakukan dalam tahap ini, yaitu;
a) Bimbingan
Pembuatan Laporan akhir KKL
b) Pembuatan
laporan akhir KKL
c) Seminar
laporan Penelitian KKL
F.
Obyek
Kajian
Adapun
obyek yang akan dikaji dalam Penelitian ini adalah:
1. Daerah
Pujon Lor, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Di wilayah ini akan diteliti
kondisi sosial ekonomi masyarakat yang sebagian besar penduduknya bermata
pencaharian sebagai Petani dan Peternak Sapi perah
2. Daerah
Pantai Sendang Biru, desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbennanjing, Kabupaten
Malang. Dalam hal ini yang akan diteliti adalah kondisi sosial ekonomi masyarakat
disekitar kawasan pantai Sendang Biru yang sebagian besar menggantungkan hidup
dari laut.
3. Kawasan
konservasi Pulau Sempu. Untuk menyaksikan fenomena alam kawasan lindung dan
untuk mengetahui potensi dari keberadaan pulau sempu bagi kehidupan masyarakat
disekitar keberadaan pulau sempu.
BAB
II
METODE
PENELITIAN
A.
Lokasi
Penelitian
Lokasi
yang akan dilakukan Kajian Penelitian Kuliah Kerja Lapangan (KKL) III mengambil beberapa daerah di Kabupaten Malang,
khususnya di tiga lokasi yaitu daerah Pujon Lor, kawasan konservasi pulau sempu
dan daerah pantai Sendang Biru.
B.
Populasi
Dan Sampel
Populasi
adalah keseluruhan dari objek Penelitian, dalam Penelitian kegiatan KKL III ini
populasinya adalah penduduk di wilayah pujon lor dan penduduk yang berada di
sekitar wilayah pantai sendang biru dan kawasan konservasi pulau sempu,
kabupaten Malang, Jawa Timur.
Sampel
merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti. Pengambilan
Sampel pada kegiatan Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Teknik Random
Sampling yaitu dengan mengambil sampel secara acak tanpa kriteria tertentu.
Dalam Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 14 orang untuk penduduk yang
berada di sekitar kawasan Pantai Sendang Biru dan sejumlah 7 orang penduduk
yang ada di daerah Pujon Lor.
C.
Variabel
Penelitian
Variabel
adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai (Nazir: hal 123). Variabel
disini dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1) Variabel
Kontinu
Variabel kontinu adalah variabel yang dapat kita
tentukan nilainya dalam jarak jangkauan tertentu dengan decimal yang tidak
terbatas (Nazir: hal 124). Dalam Penelitian ini variabelnya adalah pendapatan,
jumlah penduduk, luas wilayah.
2) Variabel
Descrete
Variabel
descrete adalah konsep yang nilainya tidak dapat dinyatakan dalam bentuk
pecahan atau decimal di belakang koma (Nazir: hal 124). Dalam Penelitian ini
variabelnya adalah tingkat pendidikan, jenis kelamin, status perkawinan,
kesehatan, jenis pekerjaan.
Data Penelitian yang akan diambil berupa data
utama dan data penunjang, yaitu:
Data Utama yang ingin diperoleh yaitu:
1)
Kepadatan Penduduk
a. Jumlah
Penduduk
b. Luas
Wilayah
c. Luas
lahan pertanian
2)
Komposisi Penduduk
a. Umur
b. Jenis
kelamin
c. Agama
d. Tingkat
Pendidikan penduduk
e. Mata Pencaharian penduduk
f. Tingkat pendapatan penduduk
3)
Fasilitas pelayanan Sosial Ekonomi
a. Fasilitas
Pendidikan
b. Fasilitas
Kesehatan
c. Fasilitas
ekonomi
d. Organisasi
sosial kemasyarakatan
4)
Kondisi Sarana dan Prasarana
(Perhubungan, komunikasi,dll)
5)
Pola Permukiman Penduduk
Data Penunjang untuk mengetahui
kondisi fisik daerah Penelitian adalah sebagai berikut:
a. ph tanah
b. kemiringan
lereng
c. drainase
d. kandungan
bahan organik dalam tanah
e. ketinggian
Tempat
f. Suhu
g. Tekstur
Tanah
D.
Teknik
Pengumpulan Data
1) Metode
Observasi
Dalam Penelitian yang akan dilakukan di Kabupaten
Malang salah satu Metode yang akan digunakan adalah dengan menggunakan Metode
Observasi (pengamatan di lapangan). Untuk memudahkan pengamatan maka perlu
disusun lembar observasi yang akan digunakan sebagai acuan hal apa saja yang
akan diamati. Adapun lembar observasi yang digunakan dapat dilihat pada
Lampiran 1
2) Metode
Wawancara
Metode wawancara merupakan kegiatan Pengumpulan data
dengan cara bertanya kepada narasumber secara tatap muka untuk memperoleh
jawaban dari beberapa Pertanyaan si peneliti yang mengarah pada Tujuan
Penelitian. Dalam Penelitian ini yang akan diwawancara adalah masyarakat setempat.
Adapun susunan wawancara dapat dilihat pada Lampiran2
3) Metode
Pengukuran Data Lapangan
Pengumpulan data fisik lapangan dengan beberapa alat
ukur seperti untuk mengetahui Ph tanah, kandungan organic, dan drainase tanah
menggunakan Soil tester.
4) Metode
Dokumentasi
Suatu cara untuk mendapatkan data dengan
memanfaatkan data dokumentasi dari beberapa instansi yang terkait. Untuk
Penelitian ini sumber data yang dibutuhkan dari instansi adalah data jumlah
penduduk, jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan dan juga data-data demografi
kependudukan yang lain.
E.
Teknik
Analisis Data
Dalam
Penelitian ini akan dilakukan analisis Deskriptif tentang persebaran data
kondisi sosial ekonomi masyarakat di desa Pujon Lor dan di kawasan sekitar
Pantai Sendang Biru, desa Tambakrejo. Maka, dilakukan pengukuran Tendensi
Sentral untuk mengetahui tingkat kondisi sosial ekonomi masyarakat tersebut
seperti Tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, dll.
Ada
tiga macam pengukuran tendensi sentral, yaitu:
1)
Mean
Untuk
mengetahui rata-rata pendapatan penduduk, umur penduduk. Mean dapat dicari
dengan rumus:
M = X₁+X₂+X₃……+Xn
N
Keterangan:
X : variabel data
N :
jumlah data
Untuk
data bergolong menggunakan rumus
M = ∑fx
N
Keterangan: ∑fx : jumlah
frekuensi
N : Jumlah data
2)
Median
Untuk mengetahui batas atas dan bawah dari
penggolongan data
3)
Mode
Untuk
mengetahui jumlah data terbanyak,untuk data bergolong dengan menggunakan rumus:
Mode
= 3 median – 2 mean
Untuk menghitung komposisi penduduk menggunakan
rumus demogarfi Teknik, yaitu:
1) Kepadatan
penduduk
Untuk mengetahui tingkat kepadatan penduduk
menggunakan rumus:
Kp =
Jumlah Penduduk
Luas Lahan
2)
Umur
Untuk mengetahui Struktur masyarakat di kab. Malang
apakah termasuk Struktur masyarakat muda, dewasa, atau tua dengan menggunakan
piramida penduduk.
3)
Sex ratio
Sex ratio digunakan sebagai acuan apakah suatu
wilayah dapat berkembnag dlihat dari jumlah persebaran laki-laki dan perempuan.
Untuk mengetahui perbandingan jumlah laki-laki dan perempuan bisa menggunakan
rumus:
SR = M x K
F
Keterangan:
SR :
sex ratio
M : Male (jumlah laki-laki)
F : Female (jumlah Perempuan)
K : konstanta (bilangan 100)
4)
Dependensi ratio
Dependensi ratio adalah perbandingan antara jumlah
penduduk belum produktif dan sudah produktif dengan jumlah penduduk yang tidak
produktif. Mengetahui angka dependensi ratio cukup penting untuk mengetahui
tingkat produktuvitas penduduk di suatu wilayah.
Untuk
menghitung DR menggunakan rumus:
DR =
P (0-14 tahun) + P (65+) x k
P (15-64 tahun)
BAB
III
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Pantai
Sendang Biru
1.
Gambaran
Umum Pantai Sendang Biru
Kawasan
Pantai Sendang Biru berada di wilayah administratif desa Tambakrejo, Kecamatan
Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang. Kawasan Pantai Sendang Biru Secara letak
astronomis berada pada 08⁰25’532”
S atau 112⁰41’068”
E. Untuk menuju ke lokasi Pantai Sendang Biru dapat ditempuh melalui 2 rute
yaitu:
·
Malang- Gadang- Bululawang- Turen-
Sumbermanjing Wetan- Sendang Biru
·
Malang- Kepanjen- Gondanglegi- Turen-
Sumbermanjing Wetan- Sendang Biru
Selama
dalam perjalanan menuju ke lokasi Pantai Sendang Biru akan terlihat di kanan
kiri jalan suasana pedesaan yang sangat kental mulai dari Pematang sawah yang
hijau, bukit-bukit, perkebunan tebu, perkebunan jagung dan sungai-sungai. Pada
musim hujan lokasi ini sedikit berbahaya karena jalannya yang agak licin dan
berliku-liku. Sampai di lokasi akan terlihat hamparan pasir berwarna putih
kekuningan di tepi pantai dan air biru yang jernih dan tenang. Air laut yang
berwarna biru disebabkan oleh hantaman ombak besar dari pantai selatan
terhalang oleh keberadaan pulau sempu yang berada tepat di depan pantai Sendang
Biru.
2.
Kondisi
Fisik
Secara
Umum kondisi fisik kawasan pantai Sendang Biru didominasi oleh kawasan perbukitan
dan laut. Wilayah Pantai Sendang Biru terleta pada ketinggian 25 m diatas
permukaan laut. Kawasan perbukitan di Pantai Sendang Biru ini memiliki
kemiringan lereng 35⁰.
Kondisi tanah di daerah pantai sendang biru
memiliki sifat basa dengan Ph tanah 6, memiliki sistem drainase yang
baik artinya air dapat teresapkan kedalam tanah dengan baik tanpa mengalami
hambatan dan juga mengandung zat-zat organic yang memiliki fungsi menjaga
kesuburan tanah sehingga tumbuhan dapat tumbuh dengan baik. Wilayah Pantai
Sendang Biru cukup baik untuk pertumbuhan tanaman karena memiliki ketebalan
tanah cukup dalam yaitu lebih dari 90 cm dengan tekstur tanah agak halus dan
kandungan lempung liat berpasir.
3.
Kondisi
Sosial Ekonomi Penduduk
a.
Kepadatan
Penduduk
Dari
hasil pengamatan dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang tinggal di wilayah
Pantai Sendang Biru, desa Tambakrejo bisa dikatakan masih kecil karena belum
terlalu banyak penduduk yang tinggal di wilayah ini.
b.
Komposisi
Penduduk
Ø Menurut Umur
Dari
hasil Penelitian dapat digambarkan secara garis besar penduduk yang berada di
wilayah Pantai Sendang Biru, desa Tambakrejo yang bekerja sebagai Nelayan
rata-rata umurnya diatas 42 Tahun dengan lama waktu meng geluti pekerjaan
sebagai nelayan rata-rata 15 Tahun, bahkan ada yang mencapai 35 tahun. Dari
Gambaran tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar dari mereka memang sudah
lama menggeluti pekerjaan sebagai nelayan, meskipun juga ditemukan ada seorang
remaja yang baru berusia 19 Tahun sudah ikut pergi mencari ikan di laut dan
sudah mentepkan hatinya untuk menggeluti pekerjaan tersebut. Adapun secara
lengkap hasil tabulasi mengenai persebaran umur responden yang sebagian besar bekerja
jadi nelayan dapat dilihat pada Lampiran 1.
Ø Mata
Pencaharian Penduduk
Diatas sudah dijelaskan bahwa untuk wilayah
sekitar Pantai Sendang Biru, desa Tambakrejo sebagian besar masyarakatnya hidup
dengan mengandalkan hasil laut atau dengan kata lain sebagai nelayan, meskipun
banyak juga yang bekerja sebagai petani dan pedagang. Dari hasil Penelitian
diketahui bahwa ternyata penduduk yang bekerja sebagai nelayan di wilayah
pantai Sendang Biru tidak hanya berasal dari daerah asli setempat saja melainkan
banyak juga yang berasal dari luar kota Malang bahkan beberapa adalah penduduk
dari luar jawa seperti dari Sumatera dan Kalimantan yang kebetulan memiliki
saudara di Jawa Timur dan diajak untuk ikut menjadi nelayan. Pada umumnya yang
bekerja sebagai nelayan memang meneruskan usaha orang tua dan tidak sedikit
pula yang baru mencoba menggeluti pekerjaan tersebut.
Ø Tingkat
Pendapatan
Dilihat
dari penghasilan yang didapat dari pekerjaan sebagai nelayan sebenarnya bisa
dibilang sudah mencukupi minimal untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari meskipun
tidak terlalu memiliki keuntungan yang besar. Dari hasil Penelitian diketahui
bahwa pendapatan rata-rata penduduk yang bekerja sebagai nelayan rata-rata
berpenghasilan sebesar Rp2.100.000 dengan penghasilan terendahnya Rp1.000.000
dan penghasilan tertinggi mencapai Rp5.000.000. keuntungan yang didapat tidak
terlalu banyak karena selain untuk biaya hidup sehari-hari juga harus
mengeluarkan biaya perawatan kapal yang tidak sedikit. Jumlah penghasilan tiap
responden dapat dilihat dari Lampiran .
Ø Tingkat
Pendidikan
Dilihat
dari tingkat pendidikan, penduduk yang bekerja sebagai nelayan di daerah Pantai
Sendang Biru ini tergolong cukup berpendidikan. Hal ini bisa dilihat dari
rata-rata pendidikannya merupakan lulusan dari sekolah lanjutan baik itu SLTP
maupun SLTA/Sederajat, meskipun banyak juga yang hanya lulusan dari SD.
Meskipun begitu meski hidup dalam kondisi yang bisa dibilang hanya berkecukupan
sebagian dari mereka mampu menyekolahkan anak-anak mereka hingga ke
SLTA/Sederajat. Untuk mengetahui detail tingkat pendidikan responden dapat
dilihat pada Lampiran .
Ø Agama
Sebagian
besar penduduk di desa Tambakrejo ini memeluk agama Islam dan hanya beberapa
yang beragama Kristen dan agama kepercayaan.
c.
Fasilitas
Pelayanan Sosial Ekonomi
1) Fasilitas
Pelayanan Sosial
Ø Pendidikan
Di sektor pendidikan wilayah Pantai Sendang Biru,
desa Tambakrejo sudah dibangun beberapa Sekolah Dasar maupun tamn kanak-kanak
untuk menampung anak-anak penduduk yang ingin bersekolah.
Ø Kesehatan
Di sektor kesehatan di wilayah desa
Tambakrejo, Untuk sarana kesehatan yang ada di desa ini adalah Puskesmas. Jika
melihat dari ketersediaan tenaga kerja kesehatan dengan sarana kesehatan yang
ada dirasa masih kurang untuk memenuhi persyaratan pelayanan kesehatan. Untuk
itu diharapkan kedepannya akan ada penambahan tenaga kerja kesehatan di desa Tambakrejo.
Ø Keagamaan
Untuk pelayanan fasilitas keagamaan di pantai
Sendang Biru, desa Tambakrejo masih didominasi dengan nuansa islami dengan
masih banyaknya fasilitas peribadatan seperti masjid dan langgar/Surau.
2) Fasilitas
Pelayanan Ekonomi
Ø Pasar
Untuk
kegiatan jual beli ikan, penduduk di Pantai Sendang Birudesa Tambakrejo
mengandalkan pasar Pelelangan Ikan yang berada di dekat pantai . Di wilayah
pantai Sendang Biru, desa Tambakrejo hanya mengandalkan pasar-pasar
tradisional.
Ø Pertokoan
Selain
nelayan dan petani juga banyak penduduk yang bekerja di sektor perdagangan. Hal
ini berpengaruh juga terhadap jumlah toko maupun kios yang cukup banyak yang
pada umumnya berada di sepanjang wilayah
pinggiran pantai.
Ø Koperasi
Untuk
membantu kegiatan perekonomian di pantai Sendang biru, desa Tambakrejo sudah
dibangun beberapa koperasi. Salah satu koperasi yang cukup memiliki peran vital
bagi desa adalah keberadaan KUD Mina Jaya yang berperan menghubungkan antara
nelayan dengan pedagang ikan di tempat pelelangan ikan (TPI) untuk menjual ikan
hasil tangkapan mereka.
d.
Perhubungan
dan Komunikasi
Dari
hasil pengamatan di lapangan dapat diketahui bahwa untuk akses perhubungan
dalam hal ini adalah jalan dirasa masih memiliki banyak masalah karena banyak
jalan yang sudah rusak dan hanya sebagian kecil yang jalan beraspalnya masih
dalam kondisi baik sehingga akses ke desa ini agak terganggu dengan kondisi
jalan.
Untuk akses komunikasi di desa ini belum
memiliki akses Telepon Umum sehingga sebagian besar mengandalkan akses
komunikasi melalui Handphone meskipun akses jaringannya masih kecil.
e.
Pola
Permukiman
Untuk
pola permukiman di wilayah Pantai Sendang Biru, desa Tambakrejo sebagian besar
berkelompok mendekati sumber mata pencaharian atau dekat lahan pertanian dan
sebagian lainnya mengikuti pola jalan di wilayah tersebut.
4.
Potensi
Wilayah pantai Sendang Biru
Wilayah Pantai Sendang Biru yang terletak di Kecamatan
Sumbermanjing wetan ini juga memiliki potensi lain diantaranya adalah sebagai
kawasan wisata Pemancingan, hal ini didukung dengan:
·
Pantai Sendang Biru adalah satu pusat
penghasil ikan terbesar di Jawa Timur, sehingga sangat cocok untuk tempat
pemancingan.
·
Sekitar pantai Sendang Biru airnya
tenang dan ombaknya tidak besar.
·
Prasarana perahu yang jumlahnya cukup
memenuhi.
Selain itu Pantai Sendang Biru juga memiliki potensi
lain yang sekiranya dapat meningkatkan pendapatan penduduk, yaitu dari:
a.
Persewaan kapal Nelayan bagi pengunjung
yang ingin memancing atau mengunjungi kawasan Pulau Sempu.
b.
Persewaan alat memancing bagi pengunjung
yang hobi memancing dan tertarik untuk mencoba memancing di sekitar pantai
Sendang biru tetapi tidak membawa alat pancing sendiri.
c.
Penjualan cinderamata, pengunjung
tentunya tidak hanya ingin berwisata saja akan tetapi juga memiliki Tujuan
untuk belanja barang tertentu khas dari daerah yang mereka kunjungi. Untuk itu
penduduk diharapkan dapat memanfaatkan potensi tersebut.
B.
Kawasan
Konservasi Pulau Sempu
1.
Gambaran
Umum kawasan Pulau Sempu
Kawasan Pulau Sempu merupakan sebuah
kawasan cagar alam yang dilindungi oleh pemerintah. Kawasan Pulau Sempu
ditetapkan sebagai kawasan cagar alam berdasarkan SK GB No.46 STBL 1928. No 69
Tahun 1928, dengan luas wilayah 877 Ha dan lebarnya kurang lebih dari 160 Ha. Karena
dilindungi maka untuk memasuki kawasan pulau Sempu ini harus mendapatkan izin
terlebih dahulu dari balai konservasi setempat.
Cagar alam
Pulau Sempu secara geografis terletak diantara 112⁰40’45” - 112⁰45’42” Bujur Timur dan
8⁰27’24”
- 8⁰27’54”
Lintang Selatan, sedangkan secara administrative Pulau Sempu terletak di desa
Tambakrejo Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Tingkat II Malang.
2.
Kondisi
Fisik
Kondisi fisik kawasan konservasi Pulau Sempu
didominasi oleh daratan yang berbukit-bukit dengan medan berlereng sedang
hingga curam, pada ketinggian 50-100 m diatas permukaan laut selain itu curah
hujan yang dimilki pulau Sempu rata-rata 2.132 mm pertahun. Musim penghujan
pada bulan Oktober- April dan musim kemarau pada bulan Juli- September.
Kawasan Pulau Sempu di dominasi oleh keberadaan
Hutan Mangrove sebagai lokasi berlindung biota-biota laut. Kondisi tanah di
lokasi ini memiliki tekstur tanah yang kasar dan berpasir, dengan kedalaman
tanah kurang dari 25 cm, dengan kondisi drainase tanah yang buruk dan memiliki
Ph tanah 4,8.
3.
Kondisi
Sosial ekonomi
Keberadaan kawasan konservasi Pulau Sempu ini
ternyata sangat membantu penduduk yang berada di wilayah sekitar Pantai Sendang
Biru, karena dengan adanya Pulau Sempu ini membuka mata pencaharian baru
sebagai pengantar wisatawan yang ingin pergi menuju ke pulau Sempu. Bahkan
tidak hanya penduduk lokal saja yang memanfaatkan keberdaan pulau Sempu ini,
akan tetapi banyak juga penduduk dari luar jawa seperti dari Sumatera dan
Kalimantan yang ikut mengadu nasib sebagai pengantar wisatawan menuju ke Pulau
Sempu. Secara tidak langsung keberadaan Pulau Sempu ini sangat bermanfaat bagi
penduduk di sekitar Pantai Sendang Biru untuk dapat meningkatkan taraf
kesejahteraan.
4.
Potensi
Wilayah Pulau Sempu
Berdasarkan data dari Balai Besar Konservasi Sumber
Daya Alam Jawa Timur, Cagar Alam Pulau Sempu ini memiliki kekayaan flora,
fauna, serta memiliki keunikan tersendiri di dalamnya. Di kawasan Cagar Alam
Pulau Sempu itu setidaknya memiliki sekitar 223 jenis tumbuhan yang tergolong
dalam 144 marga dan 60 suku. Dari 60 suku telah diketahui lima suku yang
memiliki jumlah individu, jenis dan marga yang relatif cukup banyak. Kelima
suku itu adalah Moraceae, Euphorbiaeceae, Anacardiaceae, Annonaceae, dan
Sterculiaceae. Melihat kondisi semacam itu tentuya kawasan Pulau Sempu
diharapkan dapat menjadi lokasi yang cocok untuk Penelitian, Pendidikan, maupun
sebagai tempat pariwisata andalan.
Pulau Sempu juga berpotensi sebagai pariwisata
budaya misalnya pada hari-hari Syawalan (kira-kira tanggal 7 atau 8 Syawal)
banyak yang naik perahu ke pulau Sempu untuk mengambil air dari sebuah mata air
tawar dengan kepercayaan yang seperti " air Widodaren " di Wendit,
yaitu untuk kesehatan dan kesembuhan.
C.
Pujon
Lor
1.
Gambaran
Umum Desa Pujon Lor
Secara Administratif Pemerintahan desa Pujon Lor
terletak di Kecamatan Pujon, kabupaten Malang. Sedangkan secara geografis desa
Pujon Lor terletak pada 07⁰51’04,8”
S atau 112⁰38’14”
E. Desa Pujon Lor secara Administratif berbatasan dengan wilayah:
·
Sebelah Utara berbatasan dengan desa
Wiyurejo
·
Sebelah Selatan berbatasan dengan desa
Pujon Kidul
·
Sebelah Barat berbatasan dengan desa
Ngroto
·
Sebelah Timur berbatasan dengan desa
Pandensari
2.
Kondisi
Fisik
Desa Pujon Lor merupakan daerah dataran tinggi
dengan ketinggian tempat 1140 m di atas permukaan laut dengan kemiringan lereng
antara 0%- 15%. Kondisi tanah di wilayah ini tergolong cukup baik dengan Ph
tanah 6,3 dan tekstur tanah agak kasar dengan kandungan lempung serta memiliki
sistem drainase yang baik dan kedalam
tanah yang cukup dalam yaitu 90 cm maka wilayah ini tergolong daerah dengan
tingkat kesuburan tanah cukup tinggi. Kondisi hidrologi di wilayah ini sudah
sangat menunjang bagi pertanian meskipun sudah diketahui bahwa daerah ini
memiliki kedalaman tanah yang cukup dalam. Rata-rata suhu di wilayah ini
berkisar sekitar 20⁰C,
dengan curah hujan rata-rata 2000- 2500 mm pertahun.
3.
Kondisi
Sosial Ekonomi Penduduk
a.
Kepadatan
Penduduk
Wilayah
desa Pujon Lor memiliki jumlah penduduk sebesar 6645 jiwa dengan kepadatan
penduduk rata-rata 15 Jiwa/ha yang artinya setiap 1 Ha luas lahan yang ada
paling tidak ada 15 Jiwa yang menghuni wilayah tersebut.
Kepadatan
penduduk didapat dari hasil perhitungan berikut:
Kp= Jumlah
Penduduk
Luas lahan
= 6645
436,39
=
15,22
Adapun
luas penggunaan lahannya dapat dilihat dari Tabel sebagai berikut ini:
Tabel
1. Luas Penggunaan lahan Desa Pujon Lor
No
|
Penggunaan
|
Luas (Ha)
|
1
|
Pertanian
|
10,9
|
2
|
Ladang/tegalan
|
266,78
|
3
|
Perkebunan
|
1
|
4
|
Bangunan lain
|
101,676
|
5
|
Permukiman
|
54
|
6
|
Rekreasi dan Olahraga
|
0,787
|
7
|
Lain-lain
|
1,25
|
|
Jumlah
|
436,393
|
Sumber: data
BPM, Kab. Malang 2009
b.
Komposisi
Penduduk
Ø Komposisi Penduduk Menurut Umur
Penduduk
desa Pujon Lor secara umum jika dilihat dari komposisinya menurut Umur penduduk
dapat dikategorikan sebagai Struktur masyarakat Muda karena sebagian besar
penduduknya masih berusia muda. Hal ini dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 2. Jumlah Penduduk berdasar Umur
No
|
Usia
|
Jumlah
|
1
|
0 – 14 Tahun
|
1763
|
2
|
15-30 Tahun
|
1865
|
3
|
31-45Tahun
|
1314
|
4
|
46 – 59 Tahun
|
862
|
5
|
>60 Tahun
|
765
|
|
Jumlah
|
6645
|
Sumber: data
BPM, kab.Malang 2009
Dari data tersebut
sebenarnya dapat diketahui bahwa desa Pujon Lor memiliki potensi sumberdaya
manusia yang cukup tinggi karena memiliki penduduk dengan usia tenaga kerja
produktif lebih besar. Untuk mengetahui besarnya perbandingan usia produktif
dengan usia tidak produktif dapat dicari menggunakan rumus Dependensi Rasio
(DR)
DR = P (0-14 tahun) + P (+60 tahun) x k
P (15-59 tahun)
= 1763
+ 765 x 100
4041
= 62,5
Dari
hasil tersebut dapat dilihat bahwa 100 orang pada usia Produktif hanya
menanggung beban 63 orang yang tidak produktif sehingga bisa dikatakan kegiatan
perekonomian di desa Pujon Lor tidak mengalami hambatan karena pada umumnya
masih memiliki banyak sumber tenaga kerja yang produktif.
Ø Komposisi
Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Berdasarkan komposisi penduduk menurut
Jenis Kelamin diketahui bahwa jumlah
penduduk laki-laki lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk wanita.
Jumlah penduduk laki-laki sejumlah 3329 sedangkan penduduk wanita 3316. Dengan
demikian dapat diketahui perbandingan sex ratio di desa Pujon Lor melalui
perhitungan berikut ini:
SR = M x
K
F
= 3329
x 100
3316
= 100,39
Dari hasil tersebut dapat diketahui
bahwa perbandingan antara jumlah laki-laki dan perempuan di desa Pujon Lor
memiliki cirri jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibanding perempuan.
Ø Mata
Pencaharian Penduduk
Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk di
desa Pujon Lor bekerja di sektor pertanian terutama petani sayuran dan peternak
sapi perah, sedangkan sebagian kecil bekerja di sektor jasa /perdagangan.
Kondisi fisik desa Pujon Lor yang sangat mendukung untuk perkembangan pertanian
holtikultura dan untuk pengembang biakan sapi perah membuat kedua jenis mata
pencaharian tersebut mendominasi di wilayah desa Pujon lor. Meskipun begitu
tidak sedikit juga yang bekerja sebagai pedagang maupun penyewaan jasa.
Desa Pujon Lor terbagi dalam tiga dusun, untuk dusun Maron sebagian
besar bermata pencaharian sebagai Petani sedangkan untuk dusun Krajan dan
Gesingan sebagian besar penduduk sebagai peternak sapi perah. Adapun distribusi
persebaran jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat dari
Tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3. Struktur Mata Pencaharian
penduduk
No
|
Jenis Pekerjaan
|
Jumlah (orang)
|
1
|
Petani
& Peternak
|
475
|
2
|
Pekerja
di sektor Jasa/perdagangan
|
395
|
Sumber: data BPM, Kab.Malang 2009
Ø Tingkat
Pendidikan
Dari hasil Penelitian dapat diketahui bahwa
rata-rata penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani maupun peternak merupakan
lulusan dari jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan hanya beberapa yang
merupakan lulusan sarjana. Meskipun begitu, dengan usaha mereka yang gigih
mereka mampu menyekolahkan anak-anak mereka sampai minimal memenuhi wajib
belajar 9 Tahun atau sampai dengan jenjang pendidikan Sekolah lanjutan pertama
meskipun tidak sedikit yang mampu membiayai anaknya hingga Sekolah Menengah
Atas / yang sederajat.
Tabel 4. Tingkat Pendidikan Responden
No. Responden
|
Pekerjaan
|
Pendidikan Akhir Responden
|
Tingkat Pendidikan Anak
|
1
|
Peternak
|
Sarjana
|
SD
|
2
|
Petani
|
Tidak Tamat SD
|
SLTA
|
3
|
Buruh Ternak
|
Tidak Tamat SD
|
SD
|
4
|
Peternak
|
SD
|
SD
|
5
|
Petani
|
SD
|
SD
|
6
|
Petani
|
SLTP
|
SLTP
|
7
|
Peternak
|
SD
|
SD
|
Sumber: data Penelitian
|
Ø Tingkat
Pendapatan
Tingkat Pendapatan penduduk di desa Pujon Lor
bisa dibilang tergolong cukup tinggi mengingat usaha/kegiatan yang mereka
lakukan tergolong jenis pekerjaan yang menguntungkan seperti halnya pertanian
berbagai macam sayuran dan buah-buahan dan juga
peternakan sapi perah dengan skala regional. Dari hasil Penelitian dapat
diketahui rata-rata pengahasilan penduduk yang bekerja di sektor pertanian dan
peternakan sapi perah adalah sebagai berikut.
Tabel 5. Tingkat Pendapatan Penduduk
Petani dan peternak
No.Responden
|
Pekerjaan
|
Pendapatan perbulan
|
Pengeluaran perbulan
|
1
|
Peternak
|
7.200.000
|
2.200.000
|
2
|
Petani
|
5.000.000
|
1.200.000
|
3
|
Buruh
Ternak
|
750.000
|
500.000
|
4
|
Peternak
|
3.000.000
|
1.500.000
|
5
|
Petani
|
2.500.000
|
1.200.000
|
6
|
petani
|
5.000.000
|
2.500.000
|
7
|
peternak
|
3.000.000
|
2.000.000
|
Sumber: data Penelitian
Dari
Tabel tersebut dapat diketahui rata-rata penghasilan yang didapat dan biaya
pengeluaran yang harus dikeluarkan oleh petani dan peternak perbulan.
Mean₁= Jumlah Penghasilan
Jumlah data
=
Rp.26.450.000
7
=
Rp.3.778.571
=
Rp.3.800.000
Mean₂= Jumlah Pengeluaran
Jumlah data
= Rp.11.100.000
7
= Rp.1.585.715
= Rp.1.600.000
Dari jumlah perbandingan jumlah penghasilan dan pengeluaran tersebut
dapat disimpulkan bahwa kondisi ekonomi penduduk di desa Pujon Lor sudah cukup maju mengingat keuntungan yang
mereka dapat lebih besar dari biaya yang ahrus mereka keluarkan untuk biaya
operasioanal. Meskipun begitu bukan berarti mereka tidak pernah mengalami
kerugian sama sekali, faktor perubahan musim seringkali menyebabkan mereka
mengalami kerugian meskipun sesekali juga mengalami keuntungan bahkan bisa
mencapai 10x lipat dari penghasilan mereka.
Ø Agama
Sebagian besar penduduk yang tinggal di
wilayah desa Pujon Lor memeluk agama islam dan hanya sebagian kecil yang
beragama katolik, protestan, dan aliran kepercayaan.
c.
Fasilitas
Pelayanan Sosial Ekonomi
1) Fasilitas
Pelayanan Sosial
Ø Pendidikan
Di sektor pendidikan desa Pujon Lor memiliki jumlah
guru pengajar sebanyak 37 orang yang terbagu untuk pengajar tingkat Taman
kanak-kanak dan Guru Sekolah Dasar. Jika dilihat dari ketersediaan guru
pengajar dan jumlah sekolah yang ada bisa dibilang sudah mencukupi dan sudah
layak untuk kegiatan belajar mengajar siswa.
Ø Kesehatan
Di
sektor kesehatan di wilayah desa Pujon Lor belum memiliki satupun dokter yang
bekerja disini. Hanya ada 2 bidan dan 1 mantri saja yang bertugas untuk memenuhi
penduduk yang membutuhkan bantuan pertolongan kesehatan. Untuk sarana kesehatan
yang ada di desa Pujon Lor adalah Rumah Sakit Bersalin dan Puskesmas. Jika
melihat dari ketersediaan tenaga kerja kesehatan dengan sarana kesehatan yang
ada dirasa masih kurang untuk memenuhi persyaratan pelayanan kesehatan. Untuk
itu diharapkan kedepannya akan ada penambahan tenaga kerja kesehatan di desa
Pujon Lor.
Ø Kebutuhan
air
Pemenuhan kebutuhan air penduduk untuk pemenuhan kebutuhan hidup
sehari-hari, biasanya penduduk memanfaatkan sumur. Sedangkan untuk sarana
irigasi memanfaatkan Saluran sekunder yang dibangun oleh pemerintah desa yang
berasal dari air sungai.
Ø Organisasi
sosial
Untuk
mempererat rasa persaudaraan di desa Pujon Lor dibentuklah semacam unit pemberdayaan
masyarakat semacam LPMD dan Karang Taruna untuk mewadahi aspirasi masyarakat
desa.
Ø Keagamaan
Untuk pelayanan fasilitas keagamaan di desa Pujon
Lor masih didominasi dengan nuansa islami dengan masih banyaknya fasilitas
peribadatan seperti masjid dan langgar/Surau. Selain itu di desa ini juga sudah
ada Gereja meskipun jumlahnya tidak sebanyak Masjid dan Surau.
2) Fasilitas
Pelayanan Ekonomi
Ø Pasar
Untuk
kegiatan jual beli, penduduk di desa Pujon Lor hanya mengandalkan pasar
tradisional itupun jumlahnya hanya sedikit. Di desa Pujon Lor belum dibentuk
pasar setingkat pasar kelurahan.
Ø Pertokoan
Selain
pertanian dan peternakan juga banyak penduduk yang bekerja di sektor
perdagangan. Hal ini berpengaruh juga terhadap jumlah toko maupun kios yang
cukup banyak yang pada umumnya berada di sepanjang jalan utama desa.
Ø Koperasi
Untuk
membantu kegiatan perekonomian di desa Pujon Lor sudah dibangun beberapa
koperasi. Salah satu koperasi yang cukup memiliki peran vital bagi desa adalah
keberadaan koperasi SAE yang menghubungkan antara peternak, industri dan
konsumen. Selain itu juga ada koperasi simpan pinjam dan koperasi karyawan.
Ø Bank
Di desa Pujon
lor sudah ada lembaga keuangan berbentuk Bank yaitu berupa Bank Perkreditan
rakyat (BPR-BKK) sehingga sudah cukup untuk membantu kebutuhan masyarakat yang
ingin memiliki modal usaha melalui kredit Bank
3)
Perhubungan
dan Komunikasi
Untuk sarana
perhubungan (jalan) di desa Pujon Lor terbagi dalam dua jenis Jalan yaitu jalan
Kabupaten/propinsi dan jalan desa. Untuk kondisi jalan Kabupaten / propinsi
keadaanya kurang begitu baik karena beberapa bagian jalan sudah rusak,
sedangkan untuk jalan desa terbilang kondisinya masih relative baik.
Untuk
sarana komunikasi di desa Pujon Lor terbilang masih cukup baik karena tingkat
ekonomi masyarakat sebagian besar sudah baik sehinngga rata-rata sudah memiliki
Handphone sendiri. Bagi sarana komunikasi umum sudah tersedia Warung Telepon
(Wartel) umum.
4)
Pola
Permukiman
Pola
permukiman penduduk di desa Pujon Lor dapat diamati secara umum yaitu
berkelompok mendekati lahan-lahan pertanian atau dekat dengan lahan usaha
peternakan. Ada juga yang mengikuti pola jalan raya untuk penduduk yang
memiliki usaha pedagang.
- Potensi Wilayah Pujon Lor
Desa Pujon lor memiliki beberapa potensi yang bisa
dimanfaatkan sebagai sarana peningkatan kesejahteraan penduduk di wilayah
tersebut. Adapun beberapa potensi tersebut antara lain:
·
Kesuburan tanah yang memadai sehingga
wilayah ini sangat potensial dalam produksi tanaman pangan seperti sayuran dan
buah- buahan.
·
Iklim yang sesuai dan cocok bagi
berkembangnya peternakan sapi perah sebagai mata pencaharian andalan penduduk.
Di
sektor peternakan di wilayah desa Pujon Lor sangat berkembang yaitu peternak sapi perah dimana hasil
yang berupa susu murni sangat mendukung upaya peningkatan
kesejahteraan masyarakat Pujon Lor, karena dalam pengelolaan dalam rangka
memasarkan hasil susu tersebut sudah memiliki koperasi Penampung hasil susu
tersebut yaitu koperasi SAE dan sudah bekerjasama dengan perusahaan skala
internasional yaitu perusahaan NESTLE sehingga dapat diharapkan pemasarannya
berjalan dengan baik dan maksimal. Berkat adanya koperasi ini masyarakat
khususnya peternak sapi perah sangat terbantu dalam hal pemasaran produk hasil
susu perahan.
Dengan beberapa potensi tersebut diharapkan
pengelolaan wilayah desa Pujon Lor dapat dioptimalkan semaksimal mungkin bagi
peningkatan kesejahteraan penduduk di wilayah tersebut. Meskipun begitu peran
dari pemerintah baik dari pemerintah desa maupun pemerintah pusat terkait
kebijakan peningkatan kualitas pengelolaan sumberdaya alam yang baik tentulah
sangat diperlukan.
BAB
IV
PENUTUP
- Simpulan
Dari uraian deskripsi kondisi sosial ekonomi di tiga
wilayah/lokasi Penelitian dapat diketahui bahwa ketiga wilayah tersebut
memiliki karakteristik yang berbeda. Wilayah di sekitar Pantai Sendang Biru
masyarakatnya sebagian besar bermata pencaharian sebagai Nelayan dan Petani,
sedangkan untuk desa Pujon Lor sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian
sebagai petani holtikultura dan juga Peternak sapi perah. Untuk keberadaan
kawasan konservasi Pulau Sempu sendiri ternyata mampu menciptakan lapangan
kerja baru baik untuk penduduk setempat maupun penduduk dari luar daerah bahkan
luar pulau Jawa seperti pulau Sumatera dan Kalimantan. Dari kedua wilayah yang
diteliti dapat diketahui jika dilihat dari tingkat kesejahteraan desa Pujon Lor
lebih baik dibandingkan dengan wilayah Pantai Sendang Biru, desa Tambakrejo.
- Saran
Melihat dari potensi yang ada di kedua wilayah
Penelitian yaitu wilayah Pantai Sendang Biru,desa Tambakrejo dan desa Pujon Lor
maka kami memberikan beberapa saran
berikut ini:
1. Bagi
pemerintah daerah Kabupaten Malang sebaiknya ikut berperan banyak dalam hal
ikut mempromosikan potensi di kedua wilayah tersebut.
2. Bagi
pemerintah desa sendiri diharapkan dapat membuat kebijakan yang tepat terkait
permasalahan kondisi sosial ekonomi masyarakat agar upaya peningkatan
kesejahteraan tercapai.
3. Bagi
penduduk setempat untuk menjaga ketertiban lingkungan dan saling membantu
sesame untuk membangun keamanan desa yang kondusif untuk menumbuhkan iklim
usaha yang produktif.
Daftar
Pustaka
Banowati,
Eva. 2009. Buku Ajar Geografi Sosial.
Semarang: Universitas Negeri Semarang
Sugiyono.
2007. Statistika Untuk Penelitian.
Bandung: Alfabeta
Arikunto,
Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Lembaga
Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 1981. Dasar-Dasar Demografi. Jakarta: Fakultas Ekonomi UI
Robinson,
Tarigan. 2008. Perencanaan Pembangunan
Wilayah. Bandung: Bumi Aksaras
Badan
Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang. 2009. Data Dasar Profil Desa Pujon Lor. Malang: Pemkab Malang