Saturday 23 March 2013

Tugas Ini Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aplikasi SIG Untuk Jaringan Infrastruktur




LAPORAN INDIVIDU
Tugas Ini Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Aplikasi SIG Untuk Jaringan Infrastruktur

Dosen Penganmpu :      1.  Drs. Satyanta Parman, M.T
2.  Drs Saptono Putra, M.Si


Dibuat Oleh :
Nama   : Ayu Mawardani
NIM     : 3211410019
Prodi    : Geografi, S1




JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman, islam, dan ikhsan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul peta jaringan pariwisata kabupan kudus”.Dalam laporan ini berisikan tentang jaringan – jaringan infrastruktur khususnya untuk kawasan pariwisata yang terdapat di Kabupaten Kudus  berupa peta.
Maksud dari penyususnan laporan ini adalah sebagai upaya untuk memenuhi tugas matakuliah “Aplikasi SIG Untuk Jaringan Infrastruktur”, selain untuk memenuhi tugas matakuliah tersebut juga untuk menambah pengetahuan suatu potensi suatu daerah yang dikaji lebih berkembang di bidang pariwisata pada daerah tersebut, yang dikemudian harinya pastinya akan berguna untuk umum, mahasiswa juga berharap agar dapat lebih mendalami tentang aplikasi Sistem Informasi Geografi khususnya pada jaringan infrastruktur, sebagai seorang geograf tentunya mahasiswa geografi di tuntut untuk bisa pengoprasian program yang berbasis spasial.
Pada kesempatan kali ini, perkenankanlah kami sebagai penyusun untuk mengucapkan terima kasih terhadap pihak – pihak yang membantu tersusunnya baik laporan maupun dalam pembuatan peta untuk jaringan infrastruktur. Ucapan terima kasih kami haturkan kepada:
1.      Dinas Pariwisata Daerah Kabupaten Kudus
2.      Bapak Drs. Satyanta Parman, M.T, selaku Dosen pengampu matakuliah Aplikasi SIG Untuk Jaringan Infrastruktur.
3.      Bapak Drs. Saptono Putro, M.Si. selaku Dosen pengampu matakuliah Aplikasi SIG Untuk Jaringan Infrastruktur.
4.      Teman-teman yang telah membantu dari awal sampai akhir untuk menyelesaikan laporan penelitian ini.
5.      Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telahmembantu hingga terselesainya penulisan laporan penelitian ini.

Semarang,  11 Desember 2012

 Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pariwisata merupakan salah satu sektor yang dapat memberikan masukan/kas keuangan bagi suatu wilayah. Pariwisata di Indonesia umumnya masih mengalami kekurangan karena lemahnya hokum dan keamanan di Negara ini. Dapat dilihat dari banyaknya terror bom di berbagai pulau di Indonesia. Hal ini sangat merugikan bangsa Indonesia dalam semua sektor. Dampaknya dari sektor pariwisata, enggannya wisata local maupun mancanegara untuk berkunjung ketempat-tempat wisata di Indonesia.
Untuk menghindari hal ini maka campur tangan pemerintah sangat diperlukan agar obyek wisata di Indonesia dapat dipercaya oleh para wisatawan. Dengan harapan , sektor pariwisata dapat memberikan sumbangan bagi pemerintah. Karena dalam perkembangannya pariwisata merupakan kebutuhan (tersier) bagi stiap manusia. Sehingga harus ada tempat-tempat untuk memperoleh kebutuhan tersebut. Para wisatawanpun tidak akan mengambil resiko tehadap tempa-tempat wisata yang akan dikunjunginya, sehingga memilih tempat wisata yang baik, mereka juga akan mempertimbangkan keamanan ditempat mereka yang akan dikunjungi.
Pada dasarnya wisatawan mengunjungi tempat wisata dengan berbagai alas an seperti hobi, berlibur, menambah wawasan, studi (penelitian), berziarah,dll. Sehingga dismping keadaan yang baik, fasilitas yang memadai, tingkat keramaian, obyek wisata dipengaruhi oleh minat wisatawan. Tetapi factor ekonomi jauh lebih diperhitungkan bagi wisatawa Indonesia. Adpun ciri-ciri dari produk wisata menurut Direktorat Jendral Pariwisata tahun 1975 yaitu:
1.Produk wisata mempunyai ciri yang tidak dapat dipindahkan. Orang tidak bias membawa produk wisata pada pelanggan, tetapi pelanggan tersebut harus mendatangi atau mengunjungi sendiri untuk menikmati produk wisata tersebut.
2.Dalam pariwisata, produk dan konsumsi terjadi pada saat yang sama. Tanpa langganan yang sedang memanfaatkan atau mempergunakan jasa-jasa itu tidak akan terjadi produksi.
3.Sebagai suatu jasa maka pariwisata mempunyai berbagai raga bentuk. Oleh karena itu di dalam pariwisata tidak ada standart ukuran yang obyektif, seperti produk lain yang nyata (panjang ,lebar,isi,dan kapasitas)
4.Langganan tidak bias mencicipi produk itu sebelumnya, bahkan tidak dapat mengetahui dan mengunjungi produk itu sebelumnya. Yang dapat dilihat hanya brosur-brosur dan gambar.
5.Dari segi usaha , produksi wisata merupakan usaha yang mengandung resiko yang sangat besar, sedangkan permintaan sangat peka terhadap perubahan situasi ekonomi , situasi positif masyarakat atau kesenangan wisatawan dan lain sebagainya

Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan salah satu disiplin ilmu berbasis teknologi informasi yang berkembang dalam berbagai bidang kehidupan sehari – hari, maka dari itu sistem informasi geografi sangat penting untuk menunjang pembangunan suatu daerah. Sistem Informasi Geografis sangatlah beragam dalam penggunaannya, misalnya sebagai perencanaan pembangunan, untuk perencanaan suatu mitigasi bencana, sebagai penentuan lokasi pariwisata, sebagai penentuan lokasi industri dan masih banyak yang lain.Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan salah satu disiplin ilmu berbasis teknologi informasi yang berkembang dalam berbagai bidang kehidupan sehari – hari, maka dari itu sistem informasi geografi sangat penting untuk menunjang pembangunan suatu daerah. Sistem Informasi Geografis sangatlah beragam dalam penggunaannya, misalnya sebagai perencanaan pembangunan, untuk perencanaan suatu mitigasi bencana, sebagai penentuan lokasi paiwisata, sebagai penentuan lokasi industri dan masih banyak yang lain. SIG untuk jaringan infrastruktur menganalisis tentang persebaran dan macam-macam jaringan yang ada di wilayah Kabupaten Kudus
Wilayah dapat diartikan sebagai bagian permukaan bumi yang dalam hal tertentu dapat dibedakan dengan daerah lain di sekitarnya. Suatu wilayah merupakan kesatuan ekosistem yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik meliputi manusia, hewan dan tumbuhan, sedangkan komponen abiotiknya meliputi tanah, air dan udara. Seluruh komponen tersebut akan berinteraksi dalam suatu wilayah. Interaksi antar komponen tersebut dapat menyebabkan terjadinya perbedaan antar wilayah yang satu dengan wilayah yang lainnya.
Jaringan Infrastruktur di Kabupaten Kudus, mengambarkan persebaran sarana dan prasarana yang ada dalam wilayah tersebut. Dari hasil pemetaan dapat diperoleh informasi tentang keberadaan posisi atau letak sarana dan prasana tersebut. Sehingga dapat persebaran sarana dan prasarana dapat dijangkau oleh semua kalangan

B.     Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah :
1.      Bagaimana gambaran umum mengenai jaringan untuk kawasan pariwisata yang ada di Kabupaten Kudus?
2.      Apa kebijakan yang dapat diambil untuk jaringan untuk pariwisata di Kabupaten Kudus?
3.      Apa kegunaan membuat jaringan untuk kawasan pariwisata di Kabupaten Kudus?

C.     Tujuan
Tujuan dari penulisan lapaoran ini adalah :
1.      Untuk mengetahui mengenai gambaran umum mengenai jaringan untuk kawasan pariwisata yang ada di Kabupaten Kudus.
2.      Untuk membantu berbagai pihak guna mengambil kebijakan-kebijakan yang dapat memberikan arahan yang tepat dalam upaya pengembangan pusat-pusat pariwisata Kabupaten Kudus
3.      Mengetahui manfaat atas upaya membuat suatu jaringan arahan pariwisata.
D.    Manfaat
1.      Manfaat teoritis
Dalam penelitian ini manfaat yang diambil dalam pemanfaatan keilmuan Geografi adalah mendeskripsikan Kajian pola spasial dengan mengunakan sistem informasi geografis (SIG).
2.      Manfaat praktis
Penelitian ini memberikan masukan kepada pengambil keputusan dan juga stakeholder yang terlibat dalam pembangunan kabupaten Kudus, serta memberikan gambaran pola spasial yang ada di Kabupaten Kudus
E.     ALAT DAN BAHAN
1.         Alat
a.       Seperangkat computer
b.      Perangkat lunak atau sofwere Arc View 3.3
c.       Printer
d.      Scanner
2.         Bahan
a.    Kabupaten Kudus dalam Angka tahun
b.   Data ploting fasilitas pariwisata Kabupaten Kudus.
c.    Peta administrasi Kabupaten Kudus Skala 1 : 250.000 Tahun 2006
d.   Data BPS kabupaten Kudus.











BAB II

LANDASAN TEORI
Pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan, dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini. Seorang wisatawan atau turis adalah seseorang yang melakukan perjalanan paling tidak sejauh 80 km (50 mil) dari rumahnya dengan tujuan rekreasi, merupakan definisi oleh Organisasi Pariwisata Dunia.
Definisi yang lebih lengkap, turisme adalah industri jasa. Mereka menangani jasa mulai dari transportasi, jasa keramahan, tempat tinggal, makanan, minuman, dan jasa bersangkutan lainnya seperti bank, asuransi, keamanan, dll. Dan juga menawarkan tempat istrihat, budaya, pelarian, petualangan, dan pengalaman baru dan berbeda lainnya.
Banyak negara, bergantung banyak dari industri pariwisata ini sebagai sumber pajak dan pendapatan untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu pengembangan industri pariwisata ini adalah salah satu strategi yang dipakai oleh Organisasi Non-Pemerintah untuk mempromosikan wilayah tertentu sebagai daerah wisata untuk meningkatkan perdagangan melalui penjualan barang dan jasa kepada orang non-lokal.
Menurut Undang Undang No. 10/2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah
Definisi Pariwisata
Pariwisata  merupakan  salah  satu  industri  yang  mampu  menyediakan pertumbuhan  ekonomi  yang  cepat  dalam  hal  penyediaan  lapangan  kerja, pendapatan,  tarif  hidup,  dan  dalam  mengaktifkan  sektor  produksi  lain  di  dalam negara penerima wisatawan.
Menurut  UU  No.  9  Tahun  1990  Tentang  Kepariwisataan,  yang  dimaksud dengan kepariwisataan adalah sebagai berikut:
1.  Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang  dilakukan  secara  sukarela  serta  bersifat  sementara  untuk menikmati obyek atau daya tarik wisata.
2.  Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.
3.  Pariwisata  adalah  segala  sesuatu  yang  berhubungan  dengan  wisata, termasuk  pengusahaan  obyek  dan  daya  tarik  wisata  serta  usaha-usaha yang terkait dibidang tersebut.
4.  Kepariwisataan  adalah  segala  sesuatu  yang  berhubungan  dengan penyelenggaraan pariwisata.
5.  Usaha  pariwisata  adalah  kegiatan  yang  bertujuan  menyelenggarakan jasa.
 Spillane (1987) dalam Badrudin (2001) mendefinisikan pariwisata sebagai perjalanan  dari  suatu  tempat  ke  tempat  lain,  bersifat  sementara,  dilakukan perorangan  maupun  kelompok,  sebagai  usaha  mencari  keseimbangan  atau keserasian  atau  kebahagiaan  dengan  lingkungan  hidup  dalam  dimensi  sosial, budaya, alam dan ilmu. Berikut  adalah  jenis-jenis  pariwisata,  menurut  Spillane  (1987)  dalam Badrudin  (2001)  yang  terdapat  di  daerah  tujuan  wisata  yang  menarik  customer untuk  mengunjunginya  sehingga  dapat  pula  diketahui  jenis  pariwisata  yang mungkin  layak  untuk  dikembangkan  dan  mengembangkan  jenis  sarana  dan prasarana yang mendukung kegiatan pariwisata tersebut.
1.  Pariwisata untuk menikmati perjalanan ( pleasure tourism )
Jenis  pariwisata  ini  dilakukan  oleh  orang  yang  meninggalkan  tempat tinggalnya  untuk  berlibur,  mencari  udara  segar  yang  baru,  oleh  mengendorkan ketegangan  syaraf,  untuk  menikmati  keindahan  alam,  untuk  menikmati  hikayat rakyat suatu daerah, untuk menikmati hiburan dan sebagainya.
2.  Pariwisata untuk rekreasi ( recreation sites )
 Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang menghendaki pemanfaatan hari-hari libur untuk istirahat, untuk memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohani, yang akan menyegarkan keletihan dan kelelahan.
3.  Pariwisata untuk kebudayaan ( cultural Tourism )
            Jenis  pariwisata  ini  ditandai  dengan  adanya  rangkaian  motivasi  seperti
keinginan  untuk  belajar  di  pusat-pusat  pengajaran  dan  riset,  untuk  mempelajari adat istiadat, cara hidup masyarakat negara lain dan sebagainya.
4.  Pariwisata untuk olahraga ( sport tourism )
Jenis  pariwisata  ini  bertujuan  untuk  tujuan  olahraga,  baik  untuk  hanya menarik  penonton  olahraga  dan  olahragawannya  sendiri  serta  ditujukan  bagi mereka yang ingin mempraktekkannya sendiri.

5.  Pariwisata untuk urasan dagang besar ( business tourism )
Dalam  jenis  pariwisata  ini,  unsur  yang  ditekankan  adalah  kesempatan yang  digunakan  oleh  pelaku  perjalanan  ini  yang  menggunakan  waktu-waktu bebasnya untuk menikmati dirinya sebagai wisatawan yang mengunjungi berbagai obyek wisata dan jenis pariwisata lain.
6.  Pariwisata untuk konvensi ( convention tourism )
Wisatawan  melakukan  perjalanan  wisata  dengan  macam-macam motivasi.  Variasi  motivasi  ini  menimbulkan  bentuk-bentuk  pariwisata  sebagai berikut (Salah Wahab, 1989):
a.  Pariwisata rekreasi atau pariwisata santai
Motif  pariwisata  ini  adalah  untuk  memulihkan  kemampuan  fisik  dan mental setiap peserta wisata dan memberikan kesempatan santai bagi mereka dari kebosanan dan keletihan kerja selama di tempat rekreasi. 
b.  Pariwisata budaya
Motif  pariwisata  ini  adalah  untuk  memperkaya  informasi  pengetahuan tentang suatu daerah atau Negara lain dan untuk memuasakan kebutuhan hiburan. Dalam  hal  ini  termasuk  pula  kunjungan  ke  pameran-pameran  dan  festival, perayaan-perayaan adat, tempat-tempat cagar budaya dan lain-lain.
c.  Pariwisata pulih sehat
Motif pariwisata ini adalah untuk memuaskan kebutuhan perawatan medis di daerah/ tempat lain dengan fasilitas penyembuhan. Misalnya sumber air panas, tempat-tempat  kubangan  lumpur  yang  berkasiat  dan  lain-lain.  Pariwisata  ini memerlukan persyaratan-persyaratan tertentu seperti kebersihan, ketenangan, dan taraf hidup yang pantas.
d.  Pariwisata olah raga
Motif  pariwisata  ini  adalah  untuk  memuaskan  hobi  orang-orang  seperti memancing, berburu, bermain sky dan mendaki gunung.
e.  Pariwisata temu wicara
Pariwisata  ini  disebut  juga  pariwisata  konvensi  yang  mencangkup pertemuan-pertemuan  ilmiah,  pertemuan  bisnis,  dan  bahkan  pertemuan  politik. Pariwisata ini memerlukan fasilitas pertemuan di Negara tujuan dan faktor-faktor lain  yang  penting  seperti  letak  strategis,  tersedianya  transportasi  yang  mudah, iklim  yang  cerah  dan  sebagainya.  Seorang  yang  berperan  serta  dalam  konferensi itu  akan  meminta  fasilitas  wisata  yang  lain  misalnya  tour  dalam  dan  luar  kota, tempat-tempat membeli cindera mata, dan obyek-obyek wisata yang lain




BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH
a.       Lokasi dan batas wilayah
 Kabupaten Kudus sebagai salah satu Kabupaten di Jawa Tengah terletak di antara empat Kabupaten yaitu :
1.       Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Jepara dan Pati
2.      Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Demak dan Jepara,
3.      Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Grobogan dan Pati,
4.       Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Pati.
koordinat 6 51' - 7 16' Lintang Selatan dan 110 36' - 110 50' Bujur Timur. Jarak terjauh dari barat ke timur adalah 16 km dan dari utara ke selatan 22 km. Ditinjau dari topografinya, Kabupaten Kudus memiliki ketinggian terendah 5 meter diatas permukaan laut yang berada di Kecamatan Undaan dan ketinggian tertinggi 1600 meter diatas permukaan laut yang berada di Kecamatan Dawe.
b.      Kondisi Administrasi Kudus
Secara administratif Kabupaten Kudus terbagi menjadi 9 kecamatan dengan 123 desa, 9 kelurahan. Kecamatan dengan jumlah desa/kelurahan terbanyak adalah Kecamatan Kota dengan 25 desa/kelurahan, sedangkan kecamatan dengan jumlah desa terkecil yaitu Kecamatan Bae dengan 10 desa.Banyaknya desa / kelurahan, RT / RW di Kabupaten Kudus bisa dilihat sebagai berikut :

No
Kecamatan
Luas( Ha )
Desa
Kelurahan
RW
RT
Dukuh
1
Kaliwungu
3.271,28
15
-
65
437
48
2
Kota
1.047,33
16
9
108
490
92
3
Jati
2.629,80
14
-
78
375
51
4
Undaan
7.177,04
16
-
62
354
31
5
Mejobo
3.676,52
11
-
69
342
32
6
Jekulo
8.318,67
12
-
85
443
45
7
Bae
2.332,27
10
-
51
279
38
8
Gebog
5.445,97
11
-
81
432
44
9
Dawe
8.584,00
18
-
104
562
53

Berdasarkan data pada tabel diatas dapat dilihat bahwa tidak semua kecamatan memiliki kelurahan. Kecamatan yang mempunyai kelurahan ada 1 kecamatan, yaitu kota sebanyak 9 kelurahan.
Kudus merupakan kabupaten terkecil di Jawa Tengah dengan luas wilayah mencapai 42.516 Ha yang terbagi dalam 9 kecamatan. Kudus merupakan daerah industri dan perdagangan, dimana sektor ini mampu menyerap banyak tenaga kerja dan memberikan kontribusi yang besar terhadap PDRB. Jiwa dan semangat wirausaha masyarakat diakui ulet, semboyan jigang (ngaji dagang) yang dimiliki masyarakat mengungkapkan karakter dimana disamping menjalankan usaha ekonomi juga mengutamakan mencari ilmu.
 Dilihat dari peluang investasi bidang pariwisata, di Kabupaten Kudus terdapat beberapa potensi yang bisa dikembangkan baik itu wisata alam, wisata budaya maupun wisata religi. Bidang agrobisnis juga ikut memberikan citra pertanian Kudus. Jeruk Pamelo dan Duku Sumber merupakan buah lokal yang tidak mau kalah bersaing dengan daerah lain. Dalam hal seni dan budaya, Kudus mempunyai ciri khas yang membedakan Kudus dengan daerah lain. Diantaranya adalah seni arsitektur rumah adat Kudus, kekhasan produk bordir dan gebyog Kudus. Keanekaragaman potensi yang dimiliki Kudus diharapkan mampu menarik masyarakat luar untuk bersedia hadir di Kudus
Kabupaten kudus merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Kudus berbatasan langsung dengan beberapa kabupaten lain seperti Kabupaten Jepara dan Kabupaten Demak.

v  Potensi Wisata Kudus

Selain dikenal sebagai Kota Industri, Kabupaten Kudus juga merupakan salah satu kota tujuan wisata yang ada di Jawa Tengah.
·         Peta Wisata
·         Wisata Alam
·         Wisata Sejarah
·         Wisata Rekreasi
·         Kolam Pancing di Kudus
Jangan sampai terlewatkan mencicipi makanan khas dan berburu handycraft Kota Kudus
·         Kuliner Khas Kudus
·         Oleh-oleh Khas Kudus
·         Tempat Makan
·         Lokasi Belanja

Kabupaten Kudus memiliki obyek dan daya tarik wisata (ODTW) yang cukup representatif untuk dikunjungi oleh wisatawan nusantara (wisnus) / domestik dan wisatawan mancanegara (wisman). Obyek-obyek wisata utama di Kabupaten Kudus adalah sebagai berikut :

1. Menara Kudus
Obyek Wisata Menara Kudus terletak sekitar 1,5 Km ke arah barat dari pusat kota Kudus (Alun-alun / Simpang Tujuh); tepatnya di Kelurahan Kauman Kecamatan Kota Kudus.


Ciri khas
Menara Kudus merupakan bangunan monumental yang bernilai arkeologis dan historis tinggi. Dari aspek arkeologis, Menara Kudus merupakan bangunan kuno hasil akulturasi kebudayaan Hindu-Jawa dan Islam. Menara Kudus dibangun oleh Syeh Ja’far Shodiq (Sunan Kudus, salah seorang dari Wali Songo) pada tahun 1685 M yang disimbolkan dalam candrasengkala “Gapuro rusak ewahing jagad” yang bermakna tahun Jawa 1609 atau 1685 M.
Bentuk konstruksi dan gaya arsitektur Menara Kudus, yang tingginya sekitar 17 meter, mirip dengan candi-candi Jawa Timur era Majapahit – Singosari (misalnya Candi Jago) dan juga menyerupai menara Kulkul di Bali, sehingga Menara Kudus menjadi simbol “Islam Toleran”, dalam arti Sunan Kudus menyebarluaskan agama Islam di Kudus dengan tetap menghormati pemeluk agama Hindu-Jawa yang dianut masyarakat setempat. Bentuk fisik Menara Kudus adalah tinggi dan ramping yang dibangun dengan bahan batu-bata merah yang disusun dan dipasang bertumpukan tanpa semen perekat.
Bangunan Menara Kudus tidak dapat dipisahkan dengan Masjid Menara Kudus (Masjid Al-Aqsho) dan Makam Sunan Kudus karena secara geografis-fungsional ketiganya merupakan satu kesatuan yang inherent dengan sejarah berdirinya Kota Kudus.
Obyek Wisata Ziarah ini setiap hari sangat ramai dikunjungi peziarah dari berbagai daerah, terutama pada moment Upacara “Buka Luwur” (Penggantian kain kelambu penutup makam Sunan Kudus) yang dilaksanakan setiap tanggal 10 Muharrom/Syuro. Peristiwa menarik dalam Upacara Buka Luwur adalah ketika para pengunjung/peziarah berupaya memperoleh nasi bungkus selamatan dan kain luwur bekas penutup makam yang konon dipercaya dapat memberikan keberuntungan bagi yang memperolehnya. Selain “Buka Luwur”, kawasan Menara Kudus juga menjadi pusat keramaian pada saat “Dhandhangan” yaitu tradisi menyambut datangnya bulan Romadlon / bulan Puasa.
Di kawasan Menara Kudus, para pengunjung dapat menikmati makanan khas Kudus, yaitu Soto Kudus dan Jenang Kudus. Sedangkan cinderamata khas Kudus adalah Kain Bordir Kudus (busana muslimah, kerudung, kebaya, dll.).
Fasilitas Di kawasan Menara Kudus tersedia lahan parkir, warung makan, kios cinderamata dan makanan khas Kudus, warung telekomunikasi (wartel); dan toilet/MCK yang dikelola masyarakat setempat. 

2. Museum Kretek

Lokasi

Obyek Wisata Museum Kretek terletak sekitar 3 Km ke arah selatan dari pusat kota Kudus, tepatnya di Desa Getas Pejaten Kecamatan Jati Kudus.

Ciri khas

Museum Kretek dibangun sebagai simbol kota Kudus sebagai Kota Kretek, berdasarkan gagasan dari Gubernur Jawa Tengah pada saat itu, H. Soepardjo Roestam dan diresmikan pembukaan pada tanggal 3 Oktober 1986 oleh Menteri dalam Negeri RI, H. Soepardjo Roestam. Tujuan pembangunan Museum Kretek adalah untuk menyajikan benda-benda koleksi yang berhubungan dengan perkembangan perusahaan rokok kretek sebagai upaya meningkatkan nilai-nilai kewiraswastaan masa lalu dan masa kini untuk diteruskan dan ditingkatkan pada masa mendatang. Dengan demikian generasi muda pada saat ini dan mendatang diharapkan memiliki jiwa kewiraswastaan yang tangguh.
Museum Kretek merupakan tempat untuk merekonstruksi sejarah Rokok Kretek Kudus dari era kejayaan Raja Rokok Kretek Kudus, Niti Semito, sampai dengan perkembangan industri rokok Kudus era modern sekarang ini. Jadi Museum Kretek memiliki fungsi sebagai sarana pendidikan, penelitian, dan rekreasi.
Museum Kretek menyimpan berbagai peralatan dan mesin-mesin tradisional pembuatan rokok kretek dan rokok klobot serta sarana promosi rokok pada masa itu. Selain itu, pengunjung juga dapat mengamati foto-foto dokumentasi lintasan sejarah rokok kretek Kudus dan juga dapat mengamati “diorama” yang menggambarkan : proses produksi tradisional dengan tangan (tanpa alat bantu) dan produksi rokok giling tangan, yang menghasilkan rokok kretek dan rokok klobot; dan proses produksi rokok filter dengan mesin modern. Di samping itu ada Diorama yang menggambarkan proses penanaman dan pengolahan bahan baku rokok kretek (tembakau, cengkeh, dan klobot jagung).

Fasilitas

Di kawasan Museum Kretek, tersedia lahan parkir, warung makan, taman peristirahatan, warung telekomunikasi (wartel); dan MCK/toilet. 

§  Rumah Adat Kudus
   

Lokasi

Rumah Adat Kudus terletak di kompleks Museum Kretek dan juga terdapat di sebelah selatan Menara Kudus serta di Puri Maerokoco Semarang

Ciri khas

Rumah Adat Kudus, yang menurut kajian historis-arkeologis, telah ditemukan pada tahun 1500 – an M, dibangun dengan bahan baku 95 % berupa kayu jati (Tectona grandis) berkualitas tinggi dengan teknologi pemasangan sistem “knoc-down” (bongkar pasang tanpa paku). Rumah Adat Kudus merupakan salah satu rumah tradisional yang terjadi akibat endapan suatu evolusi kebudayaan manusia, dan terbentuk karena perkembangan daya cipta masyarakat pendukungnya. Proses akulturasi arsitektur tradisional asli Kudus memakan waktu yang cukup panjang, mengingat banyaknya kebudayaan asing (Hindu, Cina, Eropa, dan Persia / Islam) yang masuk ke kawasan Kudus dengan waktu yang cukup panjang. dilakukan masyarakat Kudus dengan merelokasi Rumah Adat Kudus yang dibuat pada tahun 1828 M di kompleks Museum Kretek Kudus.
Rumah Adat Kudus, dengan atapnya yang berbentuk “Joglo Pencu”, memiliki kekhasan (keunikan) dibandingkan rumah-rumah adat yang lain di Indonesia. Seni ukir Rumah Adat Kudus merupakan seni ukir 4 (empat) dimensi dengan bentuk ukiran dan motif ragam hiasnya merupakan gaya perpaduan seni ukir Hindu, Persia (Islam); Cina, dan Eropa, dengan tetap ada nuansa ragam hias asli Indonesia. Keunikan Rumah Adat Kudus yang juga cukup menarik untuk dicermati adalah kandungan nilai-nilai filosofis yang direfleksikan rumah adat ini, misalnya :Bentuk ukiran dan motif ragam hias ukiran, misalnya : pola kala dan gajah penunggu, rangkaian bunga melati (sekar rinonce); motif ular naga, buah nanas (sarang lebah); motif burung phoenix, dan lain-lain.
Tata letak rumah adat, misalnya arah hadap rumah harus ke selatan, dengan maksud agar pemilik rumah tidak memangku G. Muria (yang terletak di sebelah utara) sehingga tidak memperberat kehidupan sehari-hari.
·         Tata ruang rumah adat, misalnya :
·         jogo satru / ruang tamu
dengan soko geder-nya / tiang tunggal sebagai simbol bahwa Allah SWT itu Tunggal/Esa dan penghuni rumah harus senantiasa beriman dan bertakwa kepada-Nya;
·         gedhongan dan senthong / ruang keluarga
dengan 4 buah soko guru-nya. Tiang berjumlah 4 sebagai penyangga utama bangunan rumah melambangkan agar penghuni rumah menyangga kehidupannya sehari-hari dengan mengendalikan 4 sifat manusia : amarah, lawamah, shofiyah, dan mutmainnah;
·         pawon / dapur;
pakiwan (kamar mandi) sebagai simbol agar manusia membersihkan diri baik fisik maupun ruhani.
·         Tanaman di sekeliling pakiwan, misalnya :
o        pohon belimbing, yang melambangkan 5 rukun Islam.
o        pandan wangi, sebagai simbol rejeki yang harum / halal dan baik.
o        bunga melati, yang melambangkan keharuman, perilaku baik dan berbudi luhur, serta kesucian abadi.
Kekhasan (keunikan) Rumah Adat Kudus yang juga cukup menarik adalah tatacara perawatan rumah adat yang dilakukan oleh masyarakat pemiliknya sendiri dengan cara tradisional dan turun-temurun dari generasi ke generasi. Jenis bahan dasar yang digunakan untuk perawatan Rumah Adat Kudus merupakan ramuan yang diperoleh berdasarkan pengalaman empiris pemiliknya, yaitu ramuan APT (Air pelepah pohon Pisang dan Tembakau) dan ARC (Air Rendaman Cengkeh). Ramuan ini terbukti efisien dan efektif mampu mengawetkan kayu jati, bahan dasar Rumah Adat Kudus, dari serangan rayap (termite) dan sekaligus meningkatkan pamor dan permukaan kayu menjadi lebih bersih, karena ramuan APT dan ARC dioleskan berulang-ulang ke permukaan dan komponen-komponen bangunan kayu jati.

Fasilitas

Di kawasan Rumah Adat Kudus, yang terletak di kompleks Museum Kretek, di sebelah selatan Menara Kudus, dan di Puri Maerokoco Semarang, tersedia lahan parkir, warung makan, kios cindera mata dan makanan khas Kudus, warung telekomunikasi (wartel); dan toilet / MCK.

4. Tugu Identitas Kudus


Lokasi

Obyek Wisata Tugu Identitas Kudus terletak di Desa Getas Pejaten Kecamatan Jati Kudus, di sebelah kanan Jalan Raya Kudus – Semarang, sekitar 1 Km ke arah selatan dari Alon-alon / Simpang Tujuh (pusat kota Kudus).
Lokasi tersebut mempunyai nilai historis karena lokasi Tugu Identitas merupakan salah satu tempat pertempuran para pejuang Kudus dalam merebut kemerdekaan.

Ciri khas

a. Bentuk dan Makna Tugu Identitas
·         Tugu Identitas Kudus merupakan monumen perjuangan rakyat Kudus dalam merebut kemerdekaan RI. Tugu ini dibangun mulai tanggal 25 Mei 1986 dan peresmiannya dilakukan oleh Gubernur Jawa Tengah, H. Ismail, pada tanggal 28 September 1987.
·         Bentuk keseluruhan Tugu Identitas Kudus merupakan stylisasi Menara Kudus, yang selama ini telah dinyatakan sebagai bentuk bangunan yang menjadi ciri khas daerah Kudus dan telah menjadi Lambang Daerah Kabupaten Kudus;
·         Seluruh Lis (Jawa : pelipit) yang ada pada bangunan Tugu Identitas melambangkan arti perjuangan merebut kemerdekaan RI tanggal 17 – 8 –1945 dan melambangkan arti falsafah serta pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu :
Lis di bagian atas tugu : 17 buah
    • Lis di bagian tengah tugu : 8 buah
    • Lis di bagian bawah tugu : 45 buah
    • Lis di bagian atas badan bawah tugu : 5 buah
    • Lis di bagian bawah badan bawah tugu melambangkan kondisi geografis Kabupaten Kudus yang terdiri dari 3 bagian, yaitu : daerah pegunungan, daerah dataran rendah, dan daerah rawa.
      • Altar Tugu
Berbentuk bulat mengelilingi dasar tugu melambangkan semangat dan kebulatan tekad masyarakat Kudus dalam membangun daerah mencapai tujuan terwujudnya cita-cita Proklamasi 17 – 8 – 1945 berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
b. Tinggi Tugu Identitas
Tinggi Tugu Identitas adalah 27 meter, perpaduan angka 2 dan 7 yang berjumlah 9 (sembilan); melambangkan Wali Songo (Wali Sembilan); yang 2 (dua) diantaranya berada di Kudus, yaitu Sunan Muria dan Sunan Kudus.

Fasilitas


Di kawasan Tugu Identitas Kudus tersedia lahan parkir, warung makan, kios cindera mata dan makanan khas Kudus, warung telekomunikasi (wartel); dan toilet/ MCK.
5. Obyek Wisata Colo

Lokasi

Obyek Wisata Colo Kudus terletak sekitar 18 Km ke arah utara dari pusat kota Kudus, tepatnya di kawasan Pegunungan Muria, Desa Colo Kecamatan Dawe Kudus.

Ciri khas

Pegunungan Muria, dengan ketinggian ± 1.602 m dpl (di atas permukaan air laut); merupakan kawasan dataran tinggi yang terdiri dari beberapa perbukitan atau pegunungan, antara lain :
·         Pegunungan Argo Jembangan
·         Pegunungan Argo Piloso
·         Pegunungan Rahtawu
·         Perbukitan Pasar
·         Perbukitan Ringgit
Di Obyek Wisata Colo, pengunjung/wisatawan dapat menikmati panorama alam pegunungan yang indah mempesona dengan udara yang bersih dan sejuk, sehingga selain sebagai lokasi rekreasi dan tempat tujuan berziarah ke Sunan Muria, Colo juga sering dimanfaatkan sebagai lokasi penyuluhan, pembinaan, konvensi, diklat (pendidikan dan
pelatihan); rapat-rapat (raker, rakor, dll) yang termasuk kegiatan wisata MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) yang diadakan di Convention Hall Pesanggrahan Colo.
Di kawasan Obyek Wisata Colo terdapat beberapa tempat wisata yang menarik, yaitu :
5.      Air Terjun Monthel

Air terjun dengan ketinggian ± 25 meter ini, dari Pesanggrahan Colo atau dari Masjid dan
Makam Sunan Muria, dapat dicapai dengan berjalan kaki selama ± 30 menit menyusuri jalan setapak di tengah-tengah kebun kopi sambil menikmati udara yang segar dan sejuk serta panorama alam pegunungan yang asri dan indah, juga sambil menikmati alunan irama musik alam dari bunyi gemericik air terjun yang jatuh di bebatuan yang diselingi bunyi-bunyian satwa liar khas pegunungan dan kicauan burung-burung. Di air terjun Monthel, pengunjung dapat mandi atau bermain-main air menikmati sejuk dan segarnya air G. Muria.
6.      Makam Sunan Muria
Makam Sunan Muria (Syeh R. Umar Sa’id, salah satu dari Wali Songo / Wali Sembilan) menyatu dengan Masjid Sunan Muria terletak di salah satu puncak G. Muria. Makam Sunan Muria dapat dicapai dengan berjalan kaki melewati ± 700 trap/tangga/undak-undakan dari pintu gerbang di dekat lokasi parkir mobil/bus; atau dapat juga dicapai dengan naik sepeda motor ojek.
Makam Sunan Muria menjadi salah satu tujuan Wisata Ziarah. Makam ini sangat ramai dikunjungi peziarah yang berasal dari berbagai daerah, terutama pada saat Upacara “Buka Luwur” yang diselenggarakan setiap tanggal 6 Muharrom/Syuro. Dalam Upacara Buka Luwur ini, para peziarah berusaha mendapatkan “Luwur” (bekas kain penutup makam) yang konon dipercaya dapat membawa keberuntungan.
7.      Wisata Alam “Rejenu”
 Kawasan Wisata Alam / Eko Wisata (Ecotourism) “Rejenu”, dengan ketinggian ± 1.150 m dpl., terletak di Pegunungan Argo Jembangan G. Muria, berjarak ± 3 Km dari Pesanggrahan Colo. Di kawasan Eko Wisata “Rejenu”, pengunjung/wisatawan dapat menyaksikan dan mengamati keanekaragaman hayati yang tumbuh alami, yakni berbagai jenis tumbuhan pegunungan. Selain itu, dengan berjalan kaki menyusuri jalan setapak, pengunjung juga dapat menikmati panorama alam pegunungan yang menghijau segar karena dedaunan perkebunan kopi, lebatnya tanaman pakis Muria, dan palem pegunungan. Merdunya suara kicauan burung-burung dan bunyi-bunyian berbagai jenis satwa khas pegunungan akan menambah daya pikat bagi pengunjung.
Di samping menikmati panorama alam pegunungan, pengunjung di kawasan Eko Wisata “Rejenu” juga dapat berkunjung ke obyek wisata lain yang berada di kawasan ini, antara lain :
      • Makam Syeh Sadzali
Menurut masyarakat setempat, Syeh Sadzali adalah murid / santri Sunan Muria yang sangat setia mendampingi dan membantu Sunan Muria dalam menyebarluaskan agama Islam. Oleh karena itu nama harum Syeh Syadzali senantiasa dihormati oleh masyarakat dan makamnya tidak pernah sepi dari para peziarah.
      • Sumber Air Tiga Rasa

Di kawasan wisata “Rejenu” terdapat mata air / sumber air yang memiliki 3 rasa. Masyarakat setempat percaya bahwa ketiga jenis rasa air ini mempunyai khasiat yang berbeda jika diminum.
      • Sumber Air Pertama :
mempunyai rasa tawar-tawar masam (Jawa : anyep-anyep asem/kecut) yang bekhasiat dapat mengobati berbagai penyakit.
      • Sumber Air Kedua :
mempunyai rasa yang mirip dengan minuman ringan bersoda seperti “Sprite” yang bekhasiat dapat menumbuhkan rasa percaya diri dalam menghadapi berbagai permasalahan hidup.
      • Sumber Air Ketiga :
mempunyai rasa mirip minuman keras “tuak / arak” yang bekhasiat dapat memperlancar rezeki jika bekerja keras untuk mendapatkannya.
Ketiga jenis air tersebut jika dicampur menjadi satu, rasanya menjadi air tawar.
      • Air Terjun Gonggomino
Di kawasan wisata “Rejenu” terdapat Air Terjun “Gonggomino” yang merupakan air terjun kedua selain Air Terjun “Monthel”. Air Terjun Gonggomino dapat dicapai dengan menyusuri sebuah sungai yang terdapat di kawasan Rejenu.
·         Bumi Perkemahan dan Wana Wisata “Kajar”
Obyek wisata ini terletak di kawasan hutan pinus, berjarak ± 3 Km ke arah selatan dari Obyek Wisata Colo, tepatnya di Desa Kajar Kecamatan Dawe Kudus. Dengan ketinggian ± 600 m dpl, kawasan Kajar merupakan lokasi yang tepat untuk kegiatan camping and hiking (perkemahan dan jelajah medan / lintas alam); baik bagi pelajar, pramuka, maupun remaja pada umumnya.
8.      Taqim Arts Studio Studio
               sanggar dan gallery seni milik seniman Mustaqim ini terletak ± 0,5 Km di sebelah utara dari Bumi Perkemahan dan Wana Wisata Kajar. Dalam jangka panjang,Taqim Arts Studio berupaya melibatkan masyarakat Desa Kajar untuk bersama-sama menjadikan Desa Kajar sebagai “Desa Seni”.

Fasilitas

Di kawasan wisata Colo tersedia berbagai fasilitas, yaitu : Pesanggrahan Colo (sebagai tempat peristirahatan, penginapan, dan ruang berbagai jenis pertemuan / convention hall); lahan parkir mobil dan bus, musholla, warung makan, kios cindera mata dan makanan khas Colo, dan MCK yang dikelola masyarakat setempat.
Di kawasan wisata Colo, para pengunjung dapat menikmati makanan khas Colo, yaitu Nasi Pecel Pakis – Ayam Bakar dan buah Parijoto. Sedangkan cinderamata khas Colo adalah Tongkat Colo dan Kayu pengusir tikus.
9.       Rahtawu

Lokasi
Obyek Wisata Alam / Eko Wisata “Rahtawu” terletak di sebelah Barat Pegunungan Muria ± 20 Km ke arah Barat Laut dari pusat kota Kudus (Alon-alon / Simpang Tujuh); tepatnya di Desa Rahtawu Kecamatan Gebog Kudus.

Ciri khas

Di kawasan Wisata Alam “Rahtawu”, dengan ketinggian ± 1.627 m dpl. Pengunjung dapat menikmati panorama alam pegunungan yang asri dan indah mempesona dengan udara yang bersih, segar dan sejuk. Di Rahtawu terdapat banyak petilasan tokoh-tokoh dunia pewayangan, misalnya petilasan Begawan Sakri, Pandu Dewonoto, Dewi Kunti, Jonggring Saloko, Eyang Semar, Eyang Abiyoso, dll. Selain itu, para pelajar, remaja, dan pemuda-pemudi yang berhobi pecinta alam (penjelajahan alam, hiking, mendaki gunung, dll.) dapat menyusuri jalan setapak menjelajahi medan pegunungan Rahtawu untuk menaklukkan Puncak “Songo Likur”.

Fasilitas

Fasilitas yang tersedia di Obyek Wisata “Rahtawu” adalah homestay, warung makan, pramuwisata/guide lokal, dan MCK air alami pegunungan yang sejuk dan bersih.

10.  Taman Krida Wisata

Lokasi

Obyek Wisata Taman Krida Wisata atau Kindergarten, terletak di Kompleks Gedung Olah Raga (GOR) Wergu Wetan Kec. Kota Kudus, dengan jarak ± 1,5 Km ke arah Timur dari pusat kota Kudus, tepatnya di Kelurahan Wergu Wetan Kecamatan Kota Kudus

Ciri khas

Taman Krida Wisata merupakan taman rekreasi keluarga dengan suasana yang asri, sejuk, dan teduh karena rimbun dan lebatnya dedaunan pepohonan di taman ini. Taman rekreasi ini dilengkapi dengan berbagai patung binatang yang menarik dan bersifat edukatif bagi anak-anak, antara lain patung Dinosaurus, Kuda Nil, Gajah, Jerapah, Singa, Harimau, dan Zebra. Selain itu, taman ini juga dilengkapi dengan Gedung Terbuka yang representatif untuk berbagai event/kegiatan, misalnya : seminar/sarasehan, pentas seni-budaya, lomba kreativitas remaja dan pelajar, resepsi pernikahan, perpisahan sekolah, dll. Taman ini juga sering dimanfaatkan sebagai lokasi Lomba Burung Berkicau. Pada bulan Juli 2003, taman rekreasi ini dilengkapi dengan koleksi satwa berupa 5 ( lima) ekor rusa yang berasal dari Istana Presiden RI di Kebun Raya Bogor.

Fasilitas

Taman Krida Wisata dilengkapi dengan berbagai fasilitas, yaitu : sarana permainan anak-anak, lahan parkir, musholla, warung makan dan minum, warung makanan khas Kudus
(Lenthog) , shelter, dan toilet/MCK.

11.  Museum Purba pati Ayam
            Bukit Patiayam merupakan bagian dari Gunung Muria. Luasnya mencapai 2.902,2 hektar, yang tersebar di wilayah Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus ( 1.573,5 hektar) dan di wilayah Kecamatan Margorejo, Gembong, Tlogowungu Kabupaten Pati, 1.328,7 hektar  Merupakan kawasan milik Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pati
Ø  Lingkupan Kepariwisataan
Kepariwisataan dapat dipandang sebagai sesuatu yang abstrak. Secara khusus kepariwisataan dapat dipergunakan sebagai suatu alat untuk memperkecil kesenjangan saling pengertian di antara negara-negara yang sudah berkembang yang biasanya adalah negara-negara wisatawan atau negara “Pengirim Wisatawan” dengan negara-negara yang sedang berkembang yakni negara-negara kunjungan wisatawan atau negara “Penerima Wisatawan”.
Pada dasarnya bagian-bagian dari gejala pariwisata terdiri dari 3 unsur yakni : Manusia (unsur insani sebagai pelaku kegiatan pariwisata), Tempat (unsur fisik sebenarnya tercakup oleh kegiatan itu sendiri), dan Waktu (unsur tempo yang dihabiskan dalam perjalanan itu sendiri dan selama berdiam di tempat tujuan). Inilah unsur-unsur yang menjadi persyaratan terjadinya gejala pariwisata tersebut. Tetapi ada faktor kas lainnya yang dituntut untuk membedakan kegiatan pariwisata dari suatu kegiatan jalan-jalan “cuci mata” atau makan angin pada suatu saat tertentu.
Selain itu, ada faktor-faktor kas yang dimaksud bepergian, sifat sementara bebergian tersebut penggunaan fasilitas wisata dan yang dianggap paling penting yaitu faktor kenikmatan dan perasaan yang rileks berkreasi. Dari faktor tersebut, bukanlah faktor kepariwisataan yang mutlak, meskipun dalam beberapa hal kaidah kenikmatan dan rekreasi bukanlah tujuan utama kepergian mereka, melainkan orang yang berpariwisata berbisnis.
Segi lain pariwisata hendaknya dilihat dari sudut pandang negara penerima wisatawan. Didalam konteks ini pariwisata hendaknya dipandang sebagai suatu industri yang turut memberi andil dalam pembangunan sosial dan ekonomi, baik negara maju atau sedang berkembang, maka badan usaha dan organisasi tersebut harus dianggap sebagai suatu kesatuan industri, diantaranya : titik berat tulang punggung perekonomian dewasa ini sedang beralih dari industri klasik, zaman : Revolusi Industri, ini mempunyai dimensi-dimensi dan persepesi-persepesi yang bervariasi pula. Lagi pula pariwisata sebagai suatu sektor yang komplek, meliputi industri-industri dalam arti yang klasik, seperti misalnya industri kerajinan tangan dan industri cendra mata. Begitu juga penginapan dan transportasi secara ekonomi juga dipandang sebagai industri.
Definisi kalasik mengenai industri ini, sudah membuka jalan pendekatan secara lebih modern menuju suatu batasan arti bahwa indutri sebagai suatu kelompok badan usaha yang menghasilkan barang-barang secara lebih modern menuju suatu batasan arti bahwa industri sebagai suatu kelompok badan usaha yang menghasilkan barang-barang tertentu. Suatu industri dianggap oleh konsumen harus saling menunjang secara sempurna, walaupun secara fisik industri itu mungkin berbeda. Definisi itu dapat juga diperluas pengertiannya sehingga mencakup badan-badan usaha yang menghasilkan suatu jenis produksi melalui proses yang sama.
Apakah jasa-jasa termasuk pada kelompok pengertian industri atau tidak, pertanyaan ini hanya masalah sematik (arti kata) istilah industri itu. Mendesaknya kebutuhan dalam kehidupan ekonomi modern telah mengakibatkan begitu kompleksnya bidang produksi dan begitu bervariasinya aktivitas produksi sehingga pengertian kita mengenai apa yang dimaksud dengan istilah industri harus ditinjau kembali. Suatu produk apakah yang dapat dijamah atau tidak dapat dijamah, jika memenuhi kebutuhan tertentu manusia, haruslah dianggap sebagai suatu produk industri. Jika serangkaian suatu produk yang dihasilkan oleh berbagai badan usaha dan organisasi kerja menunjukan secara khusus bahwa fungsi mereka secara menyeluruh ada kaitan dan membuktikan kedudukan mereka di dalam kehidupan ekonomi, maka badan usaha dan organisasi tersebut harus dianggap sebagai suatu kesatuan industri.
Peranan Pemerintah Dalam Pariwisata
1. Peranan Pemerintah dalam Ekonomi Pariwisata
Dalam dasawarsa terakhir ini banyak negara berkembang menaruh perhatian yang khusus terhadap industri pariwisata. Hal ini jelas kelihatan dengan banyaknya program pengembangan kepariwisataan di negara tersebut. Negara yang satu seolah-olah hendak melebihi negara yang lain untuk menarik kedatangan lebih banyak wisatawan, lebih banyak tinggal dan lebih banyak menghamburkan uangnya. Sayang bahwa banyak program kurang masak dipertimbangkan, khususnya mengenai keuntungan yang akan diperoleh apakah lebih besar daripada perusakan yang ditimbulkannya. Dalam hal mencari tempat-tempat rekreasi ada kecendrungan untuk menjadikan cahaya matahari dan laut untuk menjadi daya tarik wisata. Dengan cara demikian potensi yang dimiliki dapat dikembangkan sebagai aktivitas perekonomian dalam membangun kepariwisataan menjadi sesuatu yang mudah untuk dapat menghasilkan devisa yang sifatnya quick yielding.
Disamping itu kita mengetahui, bahwa bahan baku industri pariwisata tidak akan pernah habis-habis, sedangkan bahan baku industri lain terbatas. Untuk menggalakkan pembangunan perekonomian dengan suatu pertumbuhan yang berimbang kepariwisataan dapat diharapkan memegang peranan yang menentukan dan dapat dijadikan sebagai katalisator untuk mengembangkan pembangunan sektor-sektor lain secara bertahap. Seperti terjadi pada sektor lain, kebijakan pemerintah pada sektor pariwisata ada yang memberikan dampak langsung dan ada pula yang memberikan dampak tidak langsung. Selain dari hal diatas ada kemungkinan suatu kebijakan ekonomi pemerintah memberikan dampak langsung pada sektor lain tetapi dapat memberikan dampak tidak langsung bagi sektor pariwisata. Tujuan pokok dari kebijakan ekonomi pemerintah terhadap pariwisata adalah untuk memaksimalkan kontribusi pariwisata terhadap ekonomi nasional. Tujuan kontribusi ini termasuk :
(a) Optimalisasi kontribusi dalam neraca pembayaran
(b) Menyiapkan perkembangan ekonomi regional dan neraca pembayaran regional.
(c) Menyiapkan tenaga kerja
(d) Peningkatan dan pendistribusian pendapatan.
(e) Kontribusi terhadap kesejahteraan sosial
(f) Memaksimalkan peluang pendapatan fiscal
Di dalam pengembangan pariwisata harus merupakan pengembangan yang berencana secara menyeluruh , sehingga dapat diperoleh manfaat yang optimal bagi masyarakat, baik dari segi ekonomi, sosial dan cultural. Perencanaan tersebut harus mengintegrasikan pengembangan pariwisata kedalam suatu program pembangunan ekonomi, fisik, dan sosial dari suatu negara. Di samping itu, rencana tersebut harus mampu memberikan kerangka kerja kebijakan pemerintah, untuk mendorong dan mengendalikan pengembangan pariwisata. Peranan pemerintah dalam mengembangkan pariwisata dalam garis besarnya adalah menyediakan infrastuktur (tidak hanya dalam bentuk fisik), memperluas berbagai bentuk fasilitas, kegiatan koordinasi antara aparatur pemerintah dengan pihak swasta, pengaturan dan promosi umum ke luar negeri. Tidak dapat dipungkiri bahwa hampir diseluruh daerah Indonesia terdapat potensi pariwisata, maka yang perlu diperhatikan adalah sarana transportasi, keadaan infrasruktur dan sarana-sarana pariwisata.
2. Pajak dalam Pariwisata
Banyak pemerintah memanfaatkan pariwisata sebagai :
- Sumber pendapatan
- Sumber biaya bagi sektor lain.
Tetapi di beberapa negara pariwisata masih tidak menonjol aktivitas kegiatan sehingga peranan dalam perolehan pendapatan tidak terperhatikan. Sebaliknya dalam rangka otonomi daerah , pariwisata banyak diandalkan sebagai unsure utama dalam PAD. Pajak dalam pariwisata bisa dalam bentuk :
- Pajak atas produk pariwisata biasa dalam bentuk
- Pajak dibebankan kepada konsumen yang bertindak sebagai wisatawan
- Pajak dibebankan kepada pemakai jasa pariwisata.
Beberapa negara mengatur pajak atas lalu lintas perjalanan terutama untuk perjalanan keluar.
- Indonesia menerapkan pembayaran fiskal (hakekatnya sama dengan pajak/bagi warga negaranya yang bepergian keluar)
- Paraguay dann Venezuela memberlakukan pajak kedatangan (arrival tour) bagi semua wisatawan.
- Hampir semua negara memberlakukan pajak keberangkatan (departure tax) dalam bentuk airport tax / harbour tax.
 Pengeluaran Pemerintah dalam Pariwisata
Dari satu sisi pemerintah memperoleh pendapatan dari pariwisata, tetapi disisi lain pemerintah banyak mengeluarkan untuk pariwisata. Tiga pengeluaran besar pemerintah bagi pariwisata adalah :
- Investasi dan pemeliharaan infrastruktur
- Fasilitas pengembangan pariwisata
- Pemasaran pariwisata
Investasi infrastruktur pada umumnya disiapkan pemerintah bagi kepentingan ekonomi seluruh sektor tidak hanya sektor pariwisata saja. Hanya bagian kecil dalam aktivitas pariwisata infrastrukturnya dibangun oleh sektor pariwisata. Pemerintah pusat maupun pemerintah daerah mendukung sepenuhnya pengembangan pariwisata, karena melihat akan tumbuhnya pendapatan dari kegiatan pariwisata yang terwujud dari adanya pengembangan tersebut. Untuk ini pemerintah akan memberi bantuan pengeluaran bagi pengembangan pariwisata tersebut. Pengeluaran pemerintah dalam pengembangan pariwisata :
a. Pengeluaran langsung :
- Subsidi / bantuan
- Partisipasi pemerintah dalam menyeimbangkan pembangunan
- Bunga Bank
- Bantuan bagi penelitian
- Bantuan bagi pendidikan dan pelatihan
b. Reduksi dari reabilitas
- Reduksi pajak
- Bebas – pajak bagi barang / jasa tertentu
c. Jaminan / Garansi
- Jaminan atas pinjaman komesrsial
- Jaminan ijin atas pekerja asing
Pengeluaran bagi pemasaran pariwisata yang dikerjakan pemerintah, antara lain untuk :
- Riset dan kegiatan pemasaran (NTO)
- Public Relation
- Iklan dan promosi lainnya
- Komunikasi dan distribusinya
- Pengembangan produk
 Pengawasan Ekonomi Dalam Pariwisata
Pemerintah turut campur dalam sektor pariwisata untuk tujuan perlindungan terhadap konsumen dengan membuat peraturan (memperbaiki peraturan lama / melakukan deregulasi) menyangkut :
a. Peraturan perlindungan terhadap konsumen
b. Peraturan tentang keteraturan pemasaran
Peraturan tersebut diatas mengemukakan jaminan atas :
- Pemasok barang / jasa
- Kuantitas barang / jas serta uang yang diperdagangkan
- Harga yang diciptakan
- Kondisi barang / jasa yang diperdagangkan
- Pembayaran (perlindungan atas pembayaran dimuka)
- Lisensi usaha berfungsi sebagai perlindungan konsumen
- Klasifikasi fasilitas akomodasi
- Pengaturan harga atas pasokan produk
Deregulasi dalam pariwisata (perjalanan) ini memberikan dampak yang bermanfaat bagi konsumen dalam hal :
- Penurunan tarif transportasi (udara) dengan penurunan biaya promosi, membuat konsumen lebih bergairah mengadakan perjalanan.
- Integrasi antar perusahaan perjalanan atau integrasi antar perusahaan perjalanan dengan perusahaan komponen paket wisata lainnya akan menimbulkan suatu produk yang bersaing dengan produk paket wisata biasa.
- Peraturan subsidi silang antar rute penerbangan dengan rute penerbangan yang tidak menguntungkan akan menyebabkan keberlangsungan operasi penerbangan bagi kedua rute tersebut.




BAB IV
PENUTUP
Dari pembahasan diatas dapat diketahui bahawa Kabupaten kudus merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Kudus berbatasan langsung dengan beberapa kabupaten lain seperti Kabupaten Jepara dan Kabupaten Demak.

Potensi Wisata Kudus

Selain dikenal sebagai Kota Industri, Kabupaten Kudus juga merupakan salah satu kota tujuan wisata yang ada di Jawa Tengah.
·         Peta Wisata
·         Wisata Alam
·         Wisata Sejarah
·         Wisata Rekreasi
·         Kolam Pancing di Kudus
   Peranan-peranan Pemerintah dalam pariwisata, adalah sebagai berikut :
a. Peranan Pemerintah dalam ekonomi pasar
b. Pajak dalam pariwisata
c. Pengeluaran Pemerintah dalam pariwisata
d. Pengawasan Pemerintah dalam pariwisata.
2.  Pariwisata dapat dipandang sebagai industri dalam lingkupan kepariwisataan yang menunjang perekonomian dalam pembangunan.


Saran-Saran

Dengan telah diketahuinya peranan pemerintah dalam kepariwisataan, maka diharapkan segenap pelaku-pelaku pariwisata, khususnya di Indonesia agar menaati dan memperhatikan kebijakan-kebijan pemerintah dalam hubungannya dengan pariwisata sebagai salah satu industri di Indonesia.














DAFTAR PUSTAKA
http: //file:///E:/wisata%20kudus/wista.htm, Kamis13/12/12.09.50
Tjahjono, Heri.2008. Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk Analisis Potensi Wilayah.


No comments:

Post a Comment