BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kudus merupakan kabupaten terkecil di
Jawa Tengah dengan luas wilayah mencapai 42.516 Ha yang terbagi dalam 9
kecamatan. Kudus merupakan daerah industri dan perdagangan, dimana sektor ini
mampu menyerap banyak tenaga kerja dan memberikan kontribusi yang besar
terhadap PDRB. Jiwa dan semangat wirausaha masyarakat diakui ulet, semboyan
jigang (ngaji dagang) yang dimiliki masyarakat mengungkapkan karakter dimana
disamping menjalankan usaha ekonomi juga mengutamakan mencari ilmu.
Dilihat dari peluang investasi bidang
pariwisata, di Kabupaten Kudus terdapat beberapa potensi yang bisa dikembangkan
baik itu wisata alam, wisata budaya maupun wisata religi. Bidang agrobisnis
juga ikut memberikan citra pertanian Kudus. Jeruk Pamelo dan Duku Sumber
merupakan buah lokal yang tidak mau kalah bersaing dengan daerah lain. Dalam
hal seni dan budaya, Kudus mempunyai ciri khas yang membedakan Kudus dengan
daerah lain. Diantaranya adalah seni arsitektur rumah adat Kudus, kekhasan
produk bordir dan gebyog Kudus. Keanekaragaman potensi yang dimiliki Kudus
diharapkan mampu menarik masyarakat luar untuk bersedia hadir di Kudus.
Dengan kondisi geografis terletak pada
persimpangan jalur transportasi utama Jakarta-Semarang-Surabaya dan
Jepara-Grobogan, Kabupaten Kudus merupakan wilayah yang sangat strategis dan
cepat berkembang serta memiliki peran utama sebagai pusat aktivitas ekonomi
yang melayani wilayah hinterland, yaitu kabupaten di sekitarnya.Potensi ekonomi
suatu daerah khususnya sektor perdagangan dapat diketahui dari banyaknya pasar
yang ada.
Kajian Pustaka
Indeks Potensi lahan Lahan
Indeks Potensi
lahan dilakukan dengan pendekatan kualitatif, yaitu evaluasi yang dilaksanakan
dengan cara mengelompokkan lahan kedalam beberapa kategori berdasarkan
parameter pembanding kualitas lahan, agar seterusnya dapat dilakukan
klasifikasi kemampuan lahannya. Klasifikasi potensi lahan adalah
pengelompokkan lahan kedalam satuan-satuan khusus menurut kemampuannya untuk
penggunaan yang paling intensif dan perlakukan yang diberikan untuk dapat
digunakan secara terus menerus. Oleh karena itu sistem klasifikasi lahan ini
bertujuan mengelompokkan lahan yang dapat digarap menurut potensi dan
penghambatnya untuk dapat berproduksi secara lestari. Sistem tersebut
didasarkan pada faktor-faktor penghambat dan potensi bahaya lain yang masih
dapat diterima dalam klasifikasi lahan (Sitorus, 1985).
Potensi
lahan dinyatakan dengan nilai angka yang disebut Indeks Potensi lahan (IPL).
Besarnya IPL ditentukan oleh pengharkatan 5 faktor perhitungan formula rasional
berikut:
Rumus
: IPL = ( R + L + T + H) . B
Keterangan :
IPL
R
L
T
H
B
|
=
=
=
=
=
=
|
Indeks
Potensi Lahan
Harkat
Faktor Relief atau Topografi
Harkat
Faktor Litologi
Harkat
Faktor Tanah
Harkat
Faktor Hidrologi
Harkat
Kerawanan Bencana atau Pembatas
|
Indeks
Potensi Lahan (IPL) menyatakan potensi relatif lahan untuk kegunaan umum.
Semakin tinggi nilai IPL maka semakin tinggi pula kemampuan lahan tersebut
apabila digunakan untuk kegiatan pengolahan lahannya sehingga dapat memberikan
hasil yang optimal. Potensi lahan dapat digolongkan secara relatif menjadi 5
kelas yaitu :
Tabel 1
Kelas Indeks Potensi Lahan
Kelas
|
Kelas
Lahan
|
I.
II.
III.
IV.
V.
|
Sangat
Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat
Rendah
|
(Sumber : Anonim, 1998)
Berdasarkan rumus yang akan
digunakan maka untuk menggunakan pendekatan IPL kita butuh minimal 5 buah data
fisik yang diberi harkat dan diwujudkan secara spasial dalam peta tematik.
Indeks
Potensi Sosial
Indeks Potensi
social yaitu evaluasi yang dilaksanakan dengan carae mengelompokan potensi atau
keadaan sosialnya kedalam beberapa kategori berdasarkan parameter pembanding
keadaan social di daerah itu tersendiri, agar seterusnya dapat dilakukan
klasifikasi potensi soaial wilayah tersebut. Klasifikasi potensi social adalah pengelompokkan keadaan atau potensi
soaial kedalam satuan-satuan khusus
menurut sosialnya untuk penggunaan yang
paling intensif dan perlakukan yang diberikan untuk dapat digunakan secara
terus menerus. Oleh karena itu sistem klasifikasi sosial ini bertujuan mengelompokkan
potensi sosial yang dapat digarap menurut potensi dan penghambatnya untuk dapat
berproduksi. Sistem tersebut didasarkan pada faktor-faktor penghambat dan
potensi bahaya lain yang masih dapat diterima dalam klasifikasi
TUJUAN
Tujuan dalam pembuatan
laporan ini adalah :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Aplikasi SIG Untuk Analisis Potensi Wilayah.
2. Untuk mengetahui potensi wilayah di
Kabupaten Kudus
MANFAAT
Untuk
memahami analisis potensi wilayah dalam SIG.
ALAT
DAN BAHAN
Alat-alat
dan bahan yang digunakan dalam membuat tugas Aplikasi SIG Untuk Potensi Wilayah
diantaranya adalah :
1. Seperangkat
computer dengan software ArcView GIS 3.
2. Excel
ms word
3. Peta
Administrasi, Peta Geologi, Peta Lereng, Peta Tanah, Peta Hidrologi, dan Peta
Kerawanan bencana Kabupaten Kendal bersumber dari Bappeda
4. Referensi
internet
GAMBARAN UMUM WILAYAH
KABUPATEN KUDUS
a.
Lokasi dan batas wilayah
Kabupaten Kudus sebagai salah satu Kabupaten
di Jawa Tengah terletak di antara empat Kabupaten yaitu :
1.
Sebelah
Utara berbatasan dengan Kabupaten Jepara dan Pati
2.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Demak
dan Jepara,
3.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten
Grobogan dan Pati,
4.
Sebelah
Timur berbatasan dengan Kabupaten Pati.
koordinat
6 51' - 7 16' Lintang Selatan dan 110 36' - 110 50' Bujur Timur. Jarak terjauh
dari barat ke timur adalah 16 km dan dari utara ke selatan 22 km. Ditinjau dari
topografinya, Kabupaten Kudus memiliki ketinggian terendah 5 meter diatas
permukaan laut yang berada di Kecamatan Undaan dan ketinggian tertinggi 1600
meter diatas permukaan laut yang berada di Kecamatan Dawe.
Data atau sumber data Indek Potensi Lahan di peroleh dari :
1. Data Lereng, yang di peroleh dari peta topografi daerah setempat
2. Data Litologi atau Jenis Batuan, di peroleh dari data geologi daerah setempat
3. Data Tanah, di peroleh dari Peta Jenis Tanah
4. Data Hidrologi, di peroleh dari Peta Geo Hidrologi
5. Data Rawan Bencana, di peroleh dari Peta Kemampuan lahan setempat
1. Data Lereng, yang di peroleh dari peta topografi daerah setempat
2. Data Litologi atau Jenis Batuan, di peroleh dari data geologi daerah setempat
3. Data Tanah, di peroleh dari Peta Jenis Tanah
4. Data Hidrologi, di peroleh dari Peta Geo Hidrologi
5. Data Rawan Bencana, di peroleh dari Peta Kemampuan lahan setempat
Potensi Fisik di nyatakan dengan nilai angka yang di sebut
Indek potensi lahan (IPL) Besarnya IPL di tentukan oleh pengharkatan 5 faktor
dengan perhitungan mengikuti formula rasional berikut :
IPL = (R+L+T+H) B
Keterangan :
IPL = Indek potensi lahan
R = Harkat faktor lereng
L = Harkat faktor litologi
T = Harkat faktor tanah
H = Harkat faktor hidrologi
B = Harkat rawan bencana atau pembatas
IPL = (R+L+T+H) B
Keterangan :
IPL = Indek potensi lahan
R = Harkat faktor lereng
L = Harkat faktor litologi
T = Harkat faktor tanah
H = Harkat faktor hidrologi
B = Harkat rawan bencana atau pembatas
IPL menyatakan potensi relatif lahan untuk kegunaan umum.
Semakin tinggi IPLberarti semakin baik potensinya. Selanjutnya berdasarkan
besarnya nilai IPL, potensi lahan dapat digolongkan relatif menjadi 5 kelas
yaitu :
No Kelas Lahan Nilai IPL
1 Sangat Tinggi 32 - 40
2 Tinggi 24 - 31.9
3 Sedang 16 - 23.9
4 Rendah 8 - 15.9
5 Sangat Rendah 0 - 7.9
No Kelas Lahan Nilai IPL
1 Sangat Tinggi 32 - 40
2 Tinggi 24 - 31.9
3 Sedang 16 - 23.9
4 Rendah 8 - 15.9
5 Sangat Rendah 0 - 7.9
Data
potensi lahan untuk Kabupaten Kudus yaitu sebagai berikut:
a.
Topografi/kemiringan lereng.
·
Kelerengan 0 - 8% : Kecamatan Undaan ( Desa
Undaan Kidul, Undaan Lor, Undaan Tengah ), Kecamatan Kaliwungu ( Desa Blimbing
Kidul, Desa Sidorekso, Desa Kaliwungu) Kecamatan Gebog, Kecamatan Dawe ( Desa
Margorejo, Desa Samirejo, Desa Karangrejo, Desa Cendono ), Kecamatan Jekulo (
Desa Jekulo )
·
Kelerengan 8-15% : sebagian Kecamatan Jekulo,
Kecamatan Dawe sebelah selatan, Kecamatan Gebog ( Desa Gribig ) dan Kecamatan
Mejobo ( Desa Jepang )
·
Kelerengan 15-25% : Kecamatan Dawe ( Desa Kajar
) dan Gunung Patiayam bagian timur
·
Kelerengan 25-45% : Gunung Patiayam sebelah
utara, Kecamatan Gebog ( Desa Padurenan )
Luas tanah menurut kemiringan
:
Kecamatan
|
(0-2)
derajat
|
(3-15)
derajat
|
(16-40)
derajat
|
>
40 derajat
|
Kaliwungu
|
3,267.35
|
-
|
-
|
-
|
Kota
|
1,047.32
|
-
|
-
|
-
|
Jati
|
2,629.80
|
-
|
-
|
-
|
Undaan
|
7,081.03
|
8.50
|
87.50
|
-
|
Mejobo
|
3,676.57
|
-
|
-
|
-
|
Jekulo
|
6,139.51
|
1,115.10
|
176.35
|
860.72
|
Bae
|
2,273.91
|
58.36
|
-
|
-
|
Gebog
|
2,198.91
|
1,183.33
|
439.75
|
1,687.92
|
Dawe
|
549.50
|
4,299.98
|
2,343.38
|
1,390.88
|
Jumlah
|
28,863.90
|
6,665.27
|
3,046.98
|
3,939.51
|
b.
Kondisi Administrasi
Kudus
Secara administratif Kabupaten Kudus
terbagi menjadi 9 kecamatan dengan 123 desa, 9 kelurahan. Kecamatan dengan
jumlah desa/kelurahan terbanyak adalah Kecamatan Kota dengan 25 desa/kelurahan,
sedangkan kecamatan dengan jumlah desa terkecil yaitu Kecamatan Bae dengan 10
desa.Banyaknya desa / kelurahan, RT / RW di Kabupaten Kudus bisa dilihat
sebagai berikut :
No
|
Kecamatan
|
Luas ( Ha )
|
Desa
|
Kelurahan
|
RW
|
RT
|
Dukuh
|
1
|
Kaliwungu
|
3.271,28
|
15
|
-
|
65
|
437
|
48
|
2
|
Kota
|
1.047,33
|
16
|
9
|
108
|
490
|
92
|
3
|
Jati
|
2.629,80
|
14
|
-
|
78
|
375
|
51
|
4
|
Undaan
|
7.177,04
|
16
|
-
|
62
|
354
|
31
|
5
|
Mejobo
|
3.676,52
|
11
|
-
|
69
|
342
|
32
|
6
|
Jekulo
|
8.318,67
|
12
|
-
|
85
|
443
|
45
|
7
|
Bae
|
2.332,27
|
10
|
-
|
51
|
279
|
38
|
8
|
Gebog
|
5.445,97
|
11
|
-
|
81
|
432
|
44
|
9
|
Dawe
|
8.584,00
|
18
|
-
|
104
|
562
|
53
|
c.
Kondisi Tanah
Sebagian besar jenis tanah di Kabupaten
Kudus adalah aluvial coklat sebesar 32,12 persen dari luas tanah di Kabupaten
Kudus dimana sebagian besar tanahnya memiliki kemiringan 0-2 derajat dan
kedalaman efektif lebih dari 90 cm.
d.
Kondisi Iklim
Kondisi iklim di Kabupaten Kudus secara
umum dipengaruhi oleh iklim tropis basah. Curah hujan yang jatuh di Kabupaten
Kudus relatif rendah rata-rata dibawah 2000 mm/tahun. Temperatur tertinggi
mencapai 33 derajat celcius dan terendah 26 derajat celcius dengan temperatur
rata-rata sekitar 29 derajat celcius dan kelembaban rata-rata bulanan berkisar
antara 72%-83%. Angin yang bertiup adalah angin barat dan angin timur yang
bersifat basah dengan kelembaban sekitar 88% kecepatan angin minimum 5km/jam
dan kecepatan angin maksimum dapat mencapai 50 km/jam.
e.
Penggunaan Lahan
Dari luas Kabupaten Kudus sebesar 42.516
Ha, penggunaan lahan terbagi menjadi lahan persawahan, lahan kering dan
peruntukan lahan lainnya.
Lahan persawahan Di Kabupaten Kudus seluas 21.704 Ha terdiri dari :
Lahan persawahan Di Kabupaten Kudus seluas 21.704 Ha terdiri dari :
*
sawah berpengairan teknis seluas 4.203 Ha
*
sawah berpengairan setengah teknis 5.756 Ha
*
sawah berpengairan sederhana seluas 3.429 Ha
*
sawah tadah hujan seluas 7.698 Ha
*
lainnya ( rawa dan sungai ) seluas 618 Ha
Lahan kering di
Kabupaten Kudus seluas 18.552 Ha terdiri dari :
*
Bangunan dan halaman 9.983 Ha
*
Tegal, kebun, ladang, huma seluas 6.100 Ha
*
Sementara tidak diusahakan 168 Ha
*
Lahan untuk tanaman kayu dan hutan rakyat 139 Ha
*
Perkebunan negara 112 Ha
*
Hutan negara 1.882 Ha
*
Lainnya 168 Ha
Penggunaan
untuk lahan lainnya seluas 2.260 Ha.
1.
Lahan Kritis
Lahan kritis di Kabupaten Kudus
seluas 8.174,4 Ha.
Lahan kritis di luar kawasan hutan
luasnya sekitar 6.525,4 Ha terdiri dari :
2.
Kawasan budidaya luas 5.905,4 Ha ( lahan
kritis 398,2 Ha, agak kritis 1.778,5 Ha, potensial kritis 3.728,7 Ha )
3.
Kawasan lindung luas
620 Ha ( kritis 495 Ha, agak kritis 113 Ha, potensial kritis 12 Ha )
4.
Lahan kritis di dalam
kawasan hutan luasnya 1.649 Ha ( kritis 466 Ha, agak kritis 1.183 Ha )
Evaluasi
Indek Potensi Lahan (IPL)
Teknis yang di gunakan adalah Pengharkatan (skorsing) pada setiap variable fisik
Teknis yang di gunakan adalah Pengharkatan (skorsing) pada setiap variable fisik
PENGHARKATAN
A. Data Kemiringan Lereng
Klasifikasi kemiringan lereng ini berpedoman pada
penyusunan rehabilitasi lahan dan konservasi tanah sebagai berkut :
Tabel kelas kemiringan
lereng dan nilai skor kemiringan lereng
KELAS
|
KEMIRINGAN ( % )
|
KLASIFIKASI
|
I
|
0
– 8
|
Datar
|
II
|
>
8 – 15
|
Landai
|
III
|
>15
– 25
|
Agak
Curam
|
IV
|
>
25 – 45
|
Curam
|
V
|
>
45
|
Sangat
Curam
|
Sumber : Pedoman Penyusunan Pola Rehabilitasi Lahan dan
Konservasi Tanah, 1986.
Tabel Pembagian kemiringan lereng
berdasarkan klasifikasi USSSM dan USLE
Kemiringan lereng (°)
|
Kemiringan
lereng
(%)
|
Keterangan
|
Klasifikasi
USSSM*
(%)
|
Klasifikasi
USLE*
(%)
|
<
1
|
0
– 2
|
Datar
– hampir datar
|
0
– 2
|
1
- 2
|
1
– 3
|
3
– 7
|
Sangat
landai
|
2
– 6
|
2
- 7
|
3
– 6
|
8
– 13
|
Landai
|
6
– 13
|
7
- 12
|
6
– 9
|
14
- 20
|
Agak
curam
|
13
– 25
|
12
- 18
|
9
– 25
|
21
- 55
|
Curam
|
25
– 55
|
18
- 24
|
25
- 26
|
56
- 140
|
Sangat
curam
|
>
55
|
>
24
|
>
65
|
>
140
|
Terjal
|
*USSSM = United Stated Soil System
Management
USLE = Universal Soil Loss
Equation
Kemiringan
lereng merupakan ukuran kemiringan lahan relative terhadap bidang datar yang
secara umum dinyatakan dalam persen atau derajat. Kecuraman lereng,panjang
lereng dan bentuk lereng semuanaya akan mempengaruhi besarnya erosi dan aliran
permukaan. Menurut sitanala Arsyad (1989:225) mengkelaskan lereng menjadi
seperti berikut:
KEMIRINGAN ( % )
|
KLASIFIKASI
|
KELAS
|
0
– 3
|
Datar
|
A
|
3
– 8
|
Landai
Atau Berombak
|
B
|
8
– 15
|
Agak
Miring
|
C
|
15
– 30
|
Miring
|
D
|
30-45
|
Agak
Curam
|
E
|
45-65
|
Curam
|
F
|
>65
|
Sangat
Curam
|
G
|
Menurut
sitanala Arsyad (1989:225)
B.
Data
Litologi/Jenis Batuan
Jenis
batuan juga merupakan salah satu elemen penting dalam menentukan potensi suatu
wilayah. Data tentang jenis batuan dapat diperoleh dari peta geologi daerah
setempat. Peta tematik jenis batuan tersebut selanjutnya diberi harkat sehingga
dapat digunakan untuk menentukan indeks potensi lahan. Adapun harkatnya dapat
di tentukan sebagai berikut.
Tabel
Harkat Jenis tanah
Kode
|
Jenis
Batuan
|
Harkat
|
Lb
|
Batuan
beku Masif
|
5
|
Lp
|
Bahan
piroklastik
|
8
|
Lk
|
Sedimen
klastik berbutir kasar
|
5
|
Lh
|
Sedimen
klastik berbutir halus
|
2
|
Lg
|
Sedimen
gamping & metamorf
|
3
|
Li
|
Batu
gamping
|
5
|
La
|
Alluvium/colluvium
|
10
|
C.
Data
tanah
Data
tanah merupakan salah satu penting dalam menetukan potensi suatu wilayah selain
empat elemen yang lainnya. Data tentang tanah dapat diperoleh dari peta jenis
tanah daerah setempat.peta tematik jenis tanah tersebut selanjutnya diberi
harkat sehingga dapat digunakan untuk menentukan indeks potensi lahan.
Adapun
harkat yang sudah ditentukan sebagai berikut.
Tabel
Harkat Jenis Tanah
kode
|
Jenis
Tanah
|
Harkat
|
S1
|
Alluvial,
latosol, mediteran, podsol,grumosol
|
4
|
S2
|
Andosol,
podsol
|
3
|
S3
|
Rensia,
planosol
|
2
|
S4
|
Gley
humus, hidromorf, regosol,litosol
|
1
|
D.
Data
hidrologi
Data
hidrologi merupakan salah satu elemen penting dalam menentukan potensi suatu
wilayah selain empat elemen yang lainnya. Data tentang hidrologi dapat
diperoleh dari peta hidrogeologi daerah setempat. Peta tematik hidrologi
tersebut selanjutnya diberi harkat sehingga dapat digunakan untuk menentukan
indeks potensi lahan. Adapun harkatnya dapat ditentukan sebagai berikut:
Air
permukaan
|
harkat
|
Air
Tanah
|
Harkat
|
||
P1
|
Potensi
& kemungkinan irigasi besar
|
4
|
A1
|
Produktivitas
tinggi. Penyebaran luas
|
4
|
P2
|
Potensi
sedang, kemungkinan irigasi kecil
|
3
|
A2
|
Produktivitas
sedang- tinggi setempat (local)
|
3
|
P3
|
Potensi
kecil/local
|
2
|
A3
|
Produktivitas
kecil-sedang setempat
|
2
|
P4
|
Langka
air permukaan
|
1
|
A4
|
Air
tanah langka
|
0
|
E. Data Rawan
Bencana
Data
rawan bencana merupakan salah satu elemen penting dalam menentukan potensi
suatu wilayah selain empat elemen yang
lainnya. Data tentang rawan bencana dapat diperoleh dari peta rawan bencana
daerah setempat. Peta tematik rawan bencana tersebut selanjutnya diberi harkat sehingga dapat digunakan untuk
menentukan indeks potensi lahan. Adapun harkat yang ditentukan sebagai berikut:
Banjir
|
Erosi
|
Gerak Masa
|
Berbatu-batu
|
Harkat
|
||||
B1
|
Sering tergenang
|
R1
|
berat
|
G1
|
Berat
|
R1
|
banyak
|
0.6
|
B2
|
Kadang
|
R2
|
Sedang
|
G2
|
Sedang
|
R2
|
Sedang
|
0.7
|
B3
|
Jarang tergenang
|
R3
|
Ringan
|
G3
|
Ringan
|
R3
|
Sedikit
|
0.8
|
B4
|
Tanpa
|
R3
|
Tanpa
|
G3
|
Tanpa
|
R4
|
Tanpa
|
1.0
|
KRITERIA
IPL
Indeks
Potensi Lahan (IPL) menyatakan tentang potensi relatif lahan untuk kegunaan
umum. Setelah di ketahui potensinya maka ipl tersebut diklasifikasikan
kelasnya. Semakin tinggi IPL berarti semakin baik potensinya
Kelas
Kemampuan Lahan
Kelas
Lahan
|
Nilai
IPL
|
Kelas
Lahan
|
Sangat
Tinggi
|
32
– 40
|
Sangat
Tinggi
|
Tinggi
|
24
- 31.9
|
Tinggi
|
Sedang
|
16
- 23.9
|
Sedang
|
Rendah
|
8
- 15.9
|
Rendah
|
Sangat
Rendah
|
0
- 7.9
|
Sangat
Rendah
|
a. Kelas Kemampuan Lahan Sangat Tinggi
Lahan
ini sesuai untuk segala jenis usaha pertanian, lahannya datar, dalam,
bertekstur halus-sedang, drainase baik, mudah diolah dan responsif terhadap
pemupukan.
b. Kelas Kemampuan Lahan Tinggi
Lahan
ini sesuai untuk usaha pertanian dengan sedikit hambatan, lahan berlereng
landai, bertekstur halus sampai sedang, perlu tindakan pengawetan lahan yang
ringan.
c. Kelas Kemampuan Lahan Sedang
Kelas
lahan ini memiliki hambatan yang lebih besar dari kelas kemampuan lahan tinggi
dalam usaha pemanfaatannya untuk usaha pertanian karena terletak pada lereng
agak miring, kedalaman efektif sedang, permeabilitas agak cepat, pengolahan
lahan menurut garis kontur. Tindakan pengawetan lahan berupa pembuatan dan
pergiliran tanaman berupa tanaman keras.
d. Kelas Kemampuan Lahan Rendah
Lahan
ini tidak sesuai untuk usaha pertanian semusim, karena terletak pada lereng
yang miring sehingga mudah tererosi, kedalaman efektif tanah dangkal, dan
pemanfaatan lahannya sebaiknya untuk perkebunan.
e. Kelas Kemampuan Lahan Sangat Rendah
Lahan
ini mempunyai hambatan yang sangat tinggi sehingga tidak dimungkinkan lagi
untuk usaha tani, dan sebaiknya hanya untuk kawasan lindung saja.
PETA
YANG BERKAITAN DENGAN IPL
1. Peta Kemiringan Lereng yang diperoleh
dari BAPPEDA atau BPN
2. Peta Hidrologi yang diperoleh dari
BAPPEDA atau BPN
3. Peta Jenis tanah yang diperoleh dari
BAPPEDA atau BPN
4. Peta Geologi yang diperoleh dari
BAPPEDA atau BPN
5. Peta Rawan Bencana yang diperoleh dari
BAPPEDA atau BPN
POTENSI WILAYAH
Sektor
sektor di Kabupaten Kudus
CARA PEMBUATAN INDEKS
POTENSI LAHAN
Untuk
melakukan analisis potensi fisik suatu wilayah dapat dilakukan dengan beberapa
cara, diantaranya adalah dengan menggunakan pendekatan Indeks Potensi Lahan.
Untuk menggunakan pendekatan indeks potensi lahan maka potensi fisik yang ada
di angkakan atau diberi bobot tertentu. Potensi fisik dapat dinyatakan dengan
nilai angka yang disebut dengan Indeks Potensi Lahan (IPL). Besar IPL
ditentukan oleh pengharkatan lima faktor, dengan perhitungan mengikuti formula
rasional sebagai berikut :
Keterangan
:
IPL = Indeks Potensi Lahan
R = Harkat faktor lereng
L = Harkat faktor litologi
T = Harkat faktor tanah
H = Harkat faktor hidrologi
B = Harkat kerawanan bencana atau
pembatas
Berdasarkan rumus yang
akan digunakan maka untuk menggunakan pendekatan IPL kita butuh lima buah data
fisik yang diberi harkat
Evaluasi Indek
Potensi Sosial (IPS)
ANALISIS
POTENSI SOSIAL, EKONOMI, DAN BUDAYA
Selain
rona fisik wilayah dalam analisis potensi wilayah juga harus melakukan analisis
tentang kondisi sosial ekonomi wilayah. Hal ini karena potensi wilayah secara
utuh merupakan perpaduan antara rona fisik dan rona sosial ekonomi dari suatu
wilayah . data sosial ekonomi yang didapat dan akan dianalisis antara lain :
1. Data penduduk berupa kepadatan penduduk
bersih
Laju Pertumbuhan dan Jumlah Penduduk
Jumlah
penduduk Kabupaten Kudus pada tahun 2010 tercatat sebesar 764.606 jiwa terdiri
dari 379.020 jiwa laki-laki dan 385.586 jiwa perempuan. Apabila dilihat
penyebarannya, maka kecamatan yang paling tinggi jumlah penduduknya adalah
Kecamatan Jekulo, Kecamatan Jati, Kecamatan Dawe dan yang paling terkecil
jumlahnya yaitu kecamatan Bae. Kepadatan penduduk dalam kurun waktu lima tahun
(2006 – 2010) cenderung mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan jumlah
penduduk. Pada tahun 2010 tercatat sebesar 1.798 jiwa setiap satu kilo meter
persegi. Di sisi lain persebaran penduduk masih belum merata, Kecamatan Kota
merupakan kecamatan yang terpadat yaitu 8.738 jiwa per km2. Undaan paling
rendah kepadatan penduduknya yaitu 961 jiwa per km2.
No
|
Kecamatan
|
Luas
( Ha )
|
Penduduk
( jiwa )
|
Kepadatan
Penduduk
|
1
|
Kaliwungu
|
3.271,28
|
90.219
|
2758
|
2
|
Kota
|
1.047,33
|
91.489
|
8738
|
3
|
Jati
|
2.629,80
|
97.291
|
3699
|
4
|
Undaan
|
7.177,04
|
68.994
|
961
|
5
|
Mejobo
|
3.676,52
|
69.080
|
1879
|
6
|
Jekulo
|
8.318,67
|
97.888
|
1181
|
7
|
Bae
|
2.332,27
|
61.966
|
2657
|
8
|
Gebog
|
5.445,97
|
93.491
|
1698
|
9
|
Dawe
|
8.584,00
|
94.188
|
1097
|
{ Sumber Kudus Dalam Angka
Tahun 2011 }
2. Data pendapatan penduduk berupa mata
pencaharian penduduk
KECAMATAN PERTANIAN NON PERTANIAN
Data
Fasilitas Umum Diantaranya Adalah :
a.
Data fasilitas ekonomi / perdagangan
b.Data
fasilitas kesehatan
c.Data
fasilitas pendidi
d.Data
fasilitas peribadatan
4.Data
aksesibilitas berupa kondisi jalan
No
|
Kategori
potensi wilayah
|
Total
skor
|
1.
|
Wilayah
poensial
|
Total
skor dengan bobot indeks >225
|
2.
|
Wilayah
cukup potensial
|
Bobot
indeks 130-225
|
3.
|
Wilayah
kurang potensial
|
Bobot
indeks <130
|
Teknis yang di gunakan adalah Pengharkatan
(skorsing) pada setiap variable fisik
A.
Data PDRB Kabupaten Kudus
No
|
KECAMATAN
|
PDRB
|
HARKAT_PDR
|
1
|
Undaan
|
4779128
|
4
|
2
|
Mejobo
|
10137895
|
5
|
3
|
jati
|
5312445
|
4
|
4
|
Kudus
|
787158
|
2
|
5
|
Bae
|
922275
|
2
|
6
|
Kaliwungu
|
2636030
|
3
|
7
|
Gebog
|
1583053
|
3
|
8
|
Jekulo
|
4215805
|
4
|
9
|
Dawe
|
1090015
|
3
|
B.
Data Angkatan Kerja kabupaten Kudus
ID
|
KECAMATAN
|
HARKAT_AK
|
601
|
Undaan
|
0
|
602
|
Mejobo
|
0
|
603
|
Jati
|
0
|
604
|
Kudus
|
0
|
605
|
Bae
|
0
|
606
|
Kaliwungu
|
0
|
607
|
Gebog
|
0
|
608
|
Jekulo
|
0
|
609
|
Dawe
|
0
|
. PEMBAHASAN
a. Kelas kemampuan lahan sedang
b. Kelas kemampuan lahan rendah
c. Kelas kemampuan lahan sangat rendah
Dari peta potensi
wilayah yang merupakan overlay dari peta kemampuan lahan dan peta potensi
wilayah secara sosial ekonomi maka dapat menghasilkan potensi lahan secara
keseluruhan yang terbagi dalam tingkatan kelas yaitu:
a. Rendah cukup potensial
b. Rendah potensial
c. Sangat rendah cukup potensial
d. Sangat rendah cukup potensial
e. Sedang cukup potensial
f. Sedang potensial
BAB IV
PENUTUP
zzzzzzzzzzzzzzzz
Kesimpulan
Kabupaten kudus
memiliki ... kelas kemampuan lahanyaitu............
Potensi pengembangan
kudus yaitu...........
1) Potensi fisik
- secara geografis letak strategis yang
dapat dikembagkan
2) Potensi Sosial
3) Potensi Ekonomi
Kontribusi terbesar
Saran zzzzzzz
No comments:
Post a Comment