Monday 25 March 2013

LAPORAN KKL 2 GEOGRAFI UNNES

BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang
      Pada saat sekarang ini yang paling dibutuhkan dalam dunia kerja adalah  individu yang memeiliki kualitas maupun kuantitas yang tinggi baik dari segi pengalaman kerja maupun kemampuan berpikir kritis untuk memecahkan setiap masalah yang dihadapi. Oleh karena itu, banyaknya pengalaman kerja akan membuat individu tersebut akan semakin berkembang baik dari segi kemampuan maupun berpikirnya.
     Mahasiswa sebagai calon penerus generasi bangsa sangat dituntut untuk memiliki kemampuan yang memadai dalam memecahkan setiap permasalahan yang ada. kegiatan semacam Kuliah Kerja Lapangan (KKL) akan sangat membantu mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan tersebut. Melalui kegiatan Kuliah Kerja lapangan ini nantinya diharapkan tiap mahasiswa mampu mengaplikasikan semua teori yang telah didapat di bangku perkuliahan untuk diterapkan secara langsung di lapangan. Dengan kegiatan ini mahasiswa dituntut dapat mengembangkan kemampuan berpikir dalam memecahkan setiap permasalahan yang ada.
       Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) III ini mengambil tema” Kajian Karakteristik Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Wilayah Pujon Lor dan Sendang Biru Kabupaten Malang”. Kegiatan KKL III ini akan mengkaji Daerah Objek Kajian dilihat dari kondisi sosial ekonomi masyarakatnya serta faktor fisik yang juga ikut mempengaruhinya .
       Kondisi sosial ekonomi masyarakat dapat dilihat dari banyak factor seperti jenis mata pencaharian, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, umur, agama, jumlah penduduk, faktor alam, dan faktor lainnya. Faktor-faktor tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lain dan kesemuanya saling mempengaruhi dan tidak dapat terpisahkan. Kondisi sosial ekonomi dipengaruhi oleh kondisi lingkungan fisik yang ada di wilayah tersebut.
         Kabupaten Malang merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Timur yang memiliki banyak potensi baik dari segi kondisi alamnya maupun kondisi sosial masyarakatnya yang beragam. Kabupaten Malang dengan seluruh sumberdaya yang ada pastinya sudah memiliki program yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakatnya. Upaya ini bisa dilihat dari segi pengembangan wisata, pertanian, perdagangan, maupun usaha lainnya.
            Seperti sudah diketahui oleh khalayak umum bahwa Kabupaten Malang, Jawa Timur memiliki  potensi alam yang sangat menguntungkan karena memiliki kondisi morfologi yang beragam mulai dari daerah Pegunungan sampai dengan daerah Pantai. Perbedaan kondisi morfologi ini tentunya juga berimbas pada variasi jenis mata pencaharian penduduk yang berbeda di tiap wilayah administratifnya.
       Daerah Kajian yang akan dikaji adalah daerah Pujon Lor serta Daerah Sendang Biru, Kabupaten Malang. Daerah Pujon Lor merupakan kawasan perbukitan dan sebagian besar  masyarakatnya bermata pencaharian sebagai Petani baik usaha pertanian maupun usaha perkebunan dan wilayah ini juga merupakan daerah sentra peternakan terutama peternakan Sapi perahnya. Sedangkan untuk daerah Sendang Biru sebagian besar masyaraktnya bermata pencaharian sebagai nelayan.
        Aktivitas perekonomian masyarakat sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan fisik di wilayah tersebut. Kemampuan manusia dalam hal adaptasi lingkungan sangat mempengaruhi pola aktivitas perekonomian di wilayah tersebut, misalnya saja aktivitas ekonomi di daerah dataran tinggi berbeda dengan di dataran rendah sehingga tingkat kemampuan adaptasi lingkungan ikut berperan dalam pola aktivitas yang dilakukan masyarakat.
             Daerah Pujon Lor merupakan daerah pertanian terutama untuk jenis pertanian Holtikultura. Adapun jenis vegetasi yang di usahakan disana seperti halnya Berbagai Macam Sayuran seperti cabai, tomat maupun berbagai macam  jenis buah terutama yang terkenal  adalah buah Apel khas Malang. Daerah Pujon selain merupakan daerah pertanian akan tetapi lebih dikenal dengan Peternakan Sapi perahnya. Kegiatan perekonomian primer masyarakatnya masih didominasi dengan kegiatan pertanian. Meskipun memiliki aktivitas perekonomian yang sama akan tetapi tingkat kesejahteraan kedua masyarakat desa tersebut berbeda, hal ini dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi yang berbeda pula seperti tingkat pendidikan, jumlah tenaga kerja serta tingkat pengetahuan masyarakat dalam hal pertanian. Kondisi lingkungan yang dinamis membuat masyarakat harus pandai beradaptasi untuk tetap bisa bertahan, sehingga sangat memungkinkan untuk terjadinya perubahan aktivitas perekonomian. Potensi yang ada harus dimanfaatkan secara maksimal agar yang tingkat kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan.
         Begitu halnya dengan kehidupan masyarakat di sekitar wilayah pantai Sendang Biru, Kab. Malang. Meski wilayah pantai Sendang Biru ini merupakan daerah penghasil tangkapan ikan terbesar di Jawa Timur, namun kenyataanya sebagian masyarakat nelayan di wilayah tersebut secara ekonomi masih dalam taraf ekonomi menengah ke bawah. Pengembangan wilayah pantai Sendang Biru menjadi daerah tujuan wisata dirasa masih belum optimal pengelolaanya sehingga terkesan masih alami karena belum diikuti pengembangan sarana prasarana yang memadai. Potensi wilayah pantai Sendang Biru sebagai daerah wisata sebenarnya sangat besar sekali, bahkan sudah masuk dalam buku Guide Pariwisata (Lonely Planet Travel Survival Indonesia). Akan tetapi perhatian pemerintah yang masih kurang menyebabkan potensi tersebut kurang maksimal.
        Kehidupan masyarakat nelayan di wilayah pantai Sendang Biru sangat tergantung dari usaha yang mereka lakukan sendiri, tidak hanya dengan menangkap ikan tetapi juga melakukan usaha di sector pariwisata misalnya dengan penyewaan alat pemancingan dan juga jasa penyewaan kapal untuk menyeberang ke pulau Sempu. Meskipun begitu, tetap saja usaha mereka hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja karena pada dasarnya potensi pemandangan wisata pantai Sendang Biru nyatanya tidak terlalu menjadi perhatian bagi wisatawan untuk berkunjung ke sana. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti sarana prasarana pendukung yang kurang memadai dan faktor lainnya.
            Tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan dipengaruhi oleh kondisi sosial maupun kondisi lingkungan yang ada. Kondisi lingkungan yang berada di wilayah pantai pasti akan membentuk pola kehidupan masyarakat yang berbeda dengan masyarakat di daerah pegunungan. Untuk itu dalam kegiatan KKL III ini dilakukan suatu Penelitian dengan tema “KAJIAN KARAKTERISTIK KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI WILAYAH PUJON LOR DAN SENDANG BIRU KABUPATEN MALANG “. Dalam hal ini Kajian lebih dikhususkan pada perbedaan tingkat pendapatan antara masyarakat petani, peternak dan nelayan serta perbedaan karakteristik sosial ekonomi seperti variasi jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, umur dan jenis kelamin  serta pola kependudukan misalnya saja kepadatan penduduk, pola permukiman penduduk.

B.        Permasalahan
           Kondisi lingkungan alam yang selalu dinamis akibat pengaruh dari kegiatan manusia membuat potensi perubahan aktivitas manusia selalu terjadi. Begitupun dengan aktivitas perekonomian masyarakat di Kab.Malang yang pastinya terjadi perubahan pola aktivitas perekonomian mengikuti perubahan kondisi  fisik lingkungannya. Untuk itu dalam Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1.   Bagaimana karakteristik kondisi sosial ekonomi masyarakat di daerah Pujon Lor, kawasan Konservasi Pulau Sempu dan Sendang Biru
2.   Potensi apa sajakah yang berada di daerah Pujon Lor, kawasan konservasi Pulau Sempu dan Sendang Biru yang dapat digali untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan penduduk di daerah tersebut

C.       Tujuan
Adapun Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan Penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.   Untuk mengetahui karakteristik kondisi sosial ekonomi di daerah Pujon Lor, kawasan konservasi Pulau Sempu dan Sendang Biru
2.   Untuk mengetahui potensi yang berada di daerah Pujon Lor, Kawasan konservasi Pulau Sempu, dan Sendang Biru yang dapat digali untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan penduduk di daerah tersebut

D.       Manfaat
Dengan adanya kegiatan Penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1.   Secara Praktis, Memberikan Gambaran umum kondisi sosial ekonomi masyarakat petani maupun peternak dan nelayan di wilayah kab.Malang, sehingga membantu bagi pemerintah daerah dalam merencanakan pola pengelolaan potensi alam di wilayah tersebut.
2.   Secara Teoritis dapat memberikan pengetahuan bagi mahasiswa tentang pola kehidupan sosial ekonomi masyarakat di wilayah pujon lor, dan kawasan pantai sendang biru, Kabupaten Malang

E.        Waktu Pelaksanaan
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:
1.   Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini yaitu:
a)   Audiensi dengan Biro Perjalanan
b)   Pembuatan  proposal
c)   Pembagian kelompok kerja
d)  Kesiapan administratif
e)   Pembekalan materi oleh dosen pembimbing
2.         Tahap Pelaksanaan
Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) III ini dilaksanakan dari tanggal 10-13 Mei 2010
3.                                       Tahap Evaluasi
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini, yaitu;
a)   Bimbingan Pembuatan Laporan akhir KKL
b)   Pembuatan laporan akhir KKL
c)   Seminar laporan Penelitian KKL

F.        Obyek Kajian
Adapun obyek yang akan dikaji dalam Penelitian ini adalah:
1.   Daerah Pujon Lor, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Di wilayah ini akan diteliti kondisi sosial ekonomi masyarakat yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai Petani dan Peternak Sapi perah
2.   Daerah Pantai Sendang Biru, desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbennanjing, Kabupaten Malang. Dalam hal ini yang akan diteliti adalah kondisi sosial ekonomi masyarakat disekitar kawasan pantai Sendang Biru yang sebagian besar menggantungkan hidup dari laut.
3.   Kawasan konservasi Pulau Sempu. Untuk menyaksikan fenomena alam kawasan lindung dan untuk mengetahui potensi dari keberadaan pulau sempu bagi kehidupan masyarakat disekitar keberadaan pulau sempu.











BAB II
METODE PENELITIAN

A.    Lokasi Penelitian
           Lokasi yang akan dilakukan Kajian Penelitian Kuliah Kerja Lapangan (KKL) III  mengambil beberapa daerah di Kabupaten Malang, khususnya di tiga lokasi yaitu daerah Pujon Lor, kawasan konservasi pulau sempu dan daerah pantai Sendang Biru.

B.     Populasi Dan Sampel
     Populasi adalah keseluruhan dari objek Penelitian, dalam Penelitian kegiatan KKL III ini populasinya adalah penduduk di wilayah pujon lor dan penduduk yang berada di sekitar wilayah pantai sendang biru dan kawasan konservasi pulau sempu, kabupaten Malang, Jawa Timur.
    Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti. Pengambilan Sampel pada kegiatan Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Teknik Random Sampling yaitu dengan mengambil sampel secara acak tanpa kriteria tertentu. Dalam Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 14 orang untuk penduduk yang berada di sekitar kawasan Pantai Sendang Biru dan sejumlah 7 orang penduduk yang ada di daerah Pujon Lor.

C.    Variabel Penelitian
     Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai (Nazir: hal 123). Variabel disini dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1)      Variabel Kontinu
Variabel kontinu adalah variabel yang dapat kita tentukan nilainya dalam jarak jangkauan tertentu dengan decimal yang tidak terbatas (Nazir: hal 124). Dalam Penelitian ini variabelnya adalah pendapatan, jumlah penduduk, luas wilayah.
2)      Variabel Descrete
       Variabel descrete adalah konsep yang nilainya tidak dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan atau decimal di belakang koma (Nazir: hal 124). Dalam Penelitian ini variabelnya adalah tingkat pendidikan, jenis kelamin, status perkawinan, kesehatan, jenis pekerjaan.
  Data Penelitian yang akan diambil berupa data utama dan data penunjang, yaitu:
Data Utama yang ingin diperoleh yaitu:
1)            Kepadatan Penduduk
a.       Jumlah Penduduk
b.      Luas Wilayah
c.       Luas lahan pertanian
2)            Komposisi Penduduk
a.       Umur
b.      Jenis kelamin
c.    Agama
d.      Tingkat Pendidikan penduduk
e.    Mata Pencaharian penduduk
f.    Tingkat pendapatan penduduk
3)            Fasilitas pelayanan Sosial Ekonomi
a.       Fasilitas Pendidikan
b.      Fasilitas Kesehatan
c.       Fasilitas ekonomi
d.      Organisasi sosial kemasyarakatan
4)            Kondisi Sarana dan Prasarana (Perhubungan, komunikasi,dll)
5)            Pola Permukiman Penduduk
           Data Penunjang untuk mengetahui kondisi fisik daerah Penelitian adalah sebagai berikut:
a.        ph tanah
b.      kemiringan lereng
c.       drainase
d.      kandungan bahan organik dalam tanah
e.       ketinggian Tempat
f.       Suhu
g.      Tekstur Tanah
D.    Teknik Pengumpulan Data
1)      Metode Observasi
Dalam Penelitian yang akan dilakukan di Kabupaten Malang salah satu Metode yang akan digunakan adalah dengan menggunakan Metode Observasi (pengamatan di lapangan). Untuk memudahkan pengamatan maka perlu disusun lembar observasi yang akan digunakan sebagai acuan hal apa saja yang akan diamati. Adapun lembar observasi yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 1
2)      Metode Wawancara
Metode wawancara merupakan kegiatan Pengumpulan data dengan cara bertanya kepada narasumber secara tatap muka untuk memperoleh jawaban dari beberapa Pertanyaan si peneliti yang mengarah pada Tujuan Penelitian. Dalam Penelitian ini yang akan diwawancara adalah masyarakat setempat. Adapun susunan wawancara dapat dilihat pada Lampiran2
3)      Metode Pengukuran Data Lapangan
Pengumpulan data fisik lapangan dengan beberapa alat ukur seperti untuk mengetahui Ph tanah, kandungan organic, dan drainase tanah menggunakan Soil tester.
4)      Metode Dokumentasi
Suatu cara untuk mendapatkan data dengan memanfaatkan data dokumentasi dari beberapa instansi yang terkait. Untuk Penelitian ini sumber data yang dibutuhkan dari instansi adalah data jumlah penduduk, jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan dan juga data-data demografi kependudukan yang lain.

E.     Teknik Analisis Data
 Dalam Penelitian ini akan dilakukan analisis Deskriptif tentang persebaran data kondisi sosial ekonomi masyarakat di desa Pujon Lor dan di kawasan sekitar Pantai Sendang Biru, desa Tambakrejo. Maka, dilakukan pengukuran Tendensi Sentral untuk mengetahui tingkat kondisi sosial ekonomi masyarakat tersebut seperti Tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, dll.
Ada tiga macam pengukuran tendensi sentral, yaitu:
1)                              Mean
Untuk mengetahui rata-rata pendapatan penduduk, umur penduduk. Mean dapat dicari dengan rumus:
M = X+X+X……+Xn
                   N
Keterangan: X : variabel data
                     N            : jumlah data
Untuk data bergolong menggunakan rumus
 M = fx
         N           
Keterangan: ∑fx  : jumlah frekuensi
                     N     : Jumlah data

2)                              Median
Untuk mengetahui batas atas dan bawah dari penggolongan data
3)                              Mode
Untuk mengetahui jumlah data terbanyak,untuk data bergolong dengan menggunakan rumus:
Mode = 3 median – 2 mean
Untuk menghitung komposisi penduduk menggunakan rumus demogarfi Teknik, yaitu:
1)      Kepadatan penduduk
Untuk mengetahui tingkat kepadatan penduduk menggunakan rumus:
      Kp = Jumlah Penduduk
                 Luas Lahan
2)                           Umur
Untuk mengetahui Struktur masyarakat di kab. Malang apakah termasuk Struktur masyarakat muda, dewasa, atau tua dengan menggunakan piramida penduduk.



3)                           Sex ratio
Sex ratio digunakan sebagai acuan apakah suatu wilayah dapat berkembnag dlihat dari jumlah persebaran laki-laki dan perempuan. Untuk mengetahui perbandingan jumlah laki-laki dan perempuan bisa menggunakan rumus:
     SR = M x K
               F
Keterangan:     SR       : sex ratio
                        M         : Male (jumlah laki-laki)
                        F          : Female (jumlah Perempuan)
                        K         : konstanta (bilangan 100)
4)                           Dependensi ratio
Dependensi ratio adalah perbandingan antara jumlah penduduk belum produktif dan sudah produktif dengan jumlah penduduk yang tidak produktif. Mengetahui angka dependensi ratio cukup penting untuk mengetahui tingkat produktuvitas penduduk di suatu wilayah.
Untuk menghitung DR menggunakan rumus:
     DR =  P (0-14 tahun) + P (65+)  x k
                 P (15-64 tahun)












BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Pantai Sendang Biru
1.   Gambaran Umum Pantai Sendang Biru
        Kawasan Pantai Sendang Biru berada di wilayah administratif desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang. Kawasan Pantai Sendang Biru Secara letak astronomis berada pada 0825’532” S atau 11241’068” E. Untuk menuju ke lokasi Pantai Sendang Biru dapat ditempuh melalui 2 rute yaitu:
·         Malang- Gadang- Bululawang- Turen- Sumbermanjing Wetan- Sendang Biru
·         Malang- Kepanjen- Gondanglegi- Turen- Sumbermanjing Wetan- Sendang Biru
Selama dalam perjalanan menuju ke lokasi Pantai Sendang Biru akan terlihat di kanan kiri jalan suasana pedesaan yang sangat kental mulai dari Pematang sawah yang hijau, bukit-bukit, perkebunan tebu, perkebunan jagung dan sungai-sungai. Pada musim hujan lokasi ini sedikit berbahaya karena jalannya yang agak licin dan berliku-liku. Sampai di lokasi akan terlihat hamparan pasir berwarna putih kekuningan di tepi pantai dan air biru yang jernih dan tenang. Air laut yang berwarna biru disebabkan oleh hantaman ombak besar dari pantai selatan terhalang oleh keberadaan pulau sempu yang berada tepat di depan pantai Sendang Biru.
2.   Kondisi Fisik
              Secara Umum kondisi fisik kawasan pantai Sendang Biru didominasi oleh kawasan perbukitan dan laut. Wilayah Pantai Sendang Biru terleta pada ketinggian 25 m diatas permukaan laut. Kawasan perbukitan di Pantai Sendang Biru ini memiliki kemiringan lereng 35. Kondisi tanah di daerah pantai sendang biru  memiliki sifat basa dengan Ph tanah 6, memiliki sistem drainase yang baik artinya air dapat teresapkan kedalam tanah dengan baik tanpa mengalami hambatan dan juga mengandung zat-zat organic yang memiliki fungsi menjaga kesuburan tanah sehingga tumbuhan dapat tumbuh dengan baik. Wilayah Pantai Sendang Biru cukup baik untuk pertumbuhan tanaman karena memiliki ketebalan tanah cukup dalam yaitu lebih dari 90 cm dengan tekstur tanah agak halus dan kandungan lempung liat berpasir.
3.      Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk
a.      Kepadatan Penduduk
     Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang tinggal di wilayah Pantai Sendang Biru, desa Tambakrejo bisa dikatakan masih kecil karena belum terlalu banyak penduduk yang tinggal di wilayah ini.
b.      Komposisi Penduduk
Ø     Menurut Umur
      Dari hasil Penelitian dapat digambarkan secara garis besar penduduk yang berada di wilayah Pantai Sendang Biru, desa Tambakrejo yang bekerja sebagai Nelayan rata-rata umurnya diatas 42 Tahun dengan lama waktu meng geluti pekerjaan sebagai nelayan rata-rata 15 Tahun, bahkan ada yang mencapai 35 tahun. Dari Gambaran tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar dari mereka memang sudah lama menggeluti pekerjaan sebagai nelayan, meskipun juga ditemukan ada seorang remaja yang baru berusia 19 Tahun sudah ikut pergi mencari ikan di laut dan sudah mentepkan hatinya untuk menggeluti pekerjaan tersebut. Adapun secara lengkap hasil tabulasi mengenai persebaran umur responden yang sebagian besar bekerja jadi nelayan dapat dilihat pada Lampiran 1. 
Ø    Mata Pencaharian Penduduk
     Diatas sudah dijelaskan bahwa untuk wilayah sekitar Pantai Sendang Biru, desa Tambakrejo sebagian besar masyarakatnya hidup dengan mengandalkan hasil laut atau dengan kata lain sebagai nelayan, meskipun banyak juga yang bekerja sebagai petani dan pedagang. Dari hasil Penelitian diketahui bahwa ternyata penduduk yang bekerja sebagai nelayan di wilayah pantai Sendang Biru tidak hanya berasal dari daerah asli setempat saja melainkan banyak juga yang berasal dari luar kota Malang bahkan beberapa adalah penduduk dari luar jawa seperti dari Sumatera dan Kalimantan yang kebetulan memiliki saudara di Jawa Timur dan diajak untuk ikut menjadi nelayan. Pada umumnya yang bekerja sebagai nelayan memang meneruskan usaha orang tua dan tidak sedikit pula yang baru mencoba menggeluti pekerjaan tersebut.
Ø    Tingkat Pendapatan
     Dilihat dari penghasilan yang didapat dari pekerjaan sebagai nelayan sebenarnya bisa dibilang sudah mencukupi minimal untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari meskipun tidak terlalu memiliki keuntungan yang besar. Dari hasil Penelitian diketahui bahwa pendapatan rata-rata penduduk yang bekerja sebagai nelayan rata-rata berpenghasilan sebesar Rp2.100.000 dengan penghasilan terendahnya Rp1.000.000 dan penghasilan tertinggi mencapai Rp5.000.000. keuntungan yang didapat tidak terlalu banyak karena selain untuk biaya hidup sehari-hari juga harus mengeluarkan biaya perawatan kapal yang tidak sedikit. Jumlah penghasilan tiap responden dapat dilihat dari Lampiran .
Ø    Tingkat Pendidikan
    Dilihat dari tingkat pendidikan, penduduk yang bekerja sebagai nelayan di daerah Pantai Sendang Biru ini tergolong cukup berpendidikan. Hal ini bisa dilihat dari rata-rata pendidikannya merupakan lulusan dari sekolah lanjutan baik itu SLTP maupun SLTA/Sederajat, meskipun banyak juga yang hanya lulusan dari SD. Meskipun begitu meski hidup dalam kondisi yang bisa dibilang hanya berkecukupan sebagian dari mereka mampu menyekolahkan anak-anak mereka hingga ke SLTA/Sederajat. Untuk mengetahui detail tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada Lampiran .
Ø    Agama
    Sebagian besar penduduk di desa Tambakrejo ini memeluk agama Islam dan hanya beberapa yang beragama Kristen dan agama kepercayaan.
c.       Fasilitas Pelayanan Sosial Ekonomi
1)   Fasilitas Pelayanan Sosial
Ø  Pendidikan
Di sektor pendidikan wilayah Pantai Sendang Biru, desa Tambakrejo sudah dibangun beberapa Sekolah Dasar maupun tamn kanak-kanak untuk menampung anak-anak penduduk yang ingin bersekolah.
Ø      Kesehatan
   Di sektor kesehatan di wilayah desa Tambakrejo, Untuk sarana kesehatan yang ada di desa ini adalah Puskesmas. Jika melihat dari ketersediaan tenaga kerja kesehatan dengan sarana kesehatan yang ada dirasa masih kurang untuk memenuhi persyaratan pelayanan kesehatan. Untuk itu diharapkan kedepannya akan ada penambahan tenaga kerja kesehatan di desa Tambakrejo.      
Ø      Keagamaan
Untuk pelayanan fasilitas keagamaan di pantai Sendang Biru, desa Tambakrejo masih didominasi dengan nuansa islami dengan masih banyaknya fasilitas peribadatan seperti masjid dan langgar/Surau.
2)   Fasilitas Pelayanan Ekonomi
Ø      Pasar
 Untuk kegiatan jual beli ikan, penduduk di Pantai Sendang Birudesa Tambakrejo mengandalkan pasar Pelelangan Ikan yang berada di dekat pantai . Di wilayah pantai Sendang Biru, desa Tambakrejo hanya mengandalkan pasar-pasar tradisional.
Ø      Pertokoan
 Selain nelayan dan petani juga banyak penduduk yang bekerja di sektor perdagangan. Hal ini berpengaruh juga terhadap jumlah toko maupun kios yang cukup banyak yang pada umumnya berada di sepanjang  wilayah pinggiran pantai.


Ø      Koperasi
 Untuk membantu kegiatan perekonomian di pantai Sendang biru, desa Tambakrejo sudah dibangun beberapa koperasi. Salah satu koperasi yang cukup memiliki peran vital bagi desa adalah keberadaan KUD Mina Jaya yang berperan menghubungkan antara nelayan dengan pedagang ikan di tempat pelelangan ikan (TPI) untuk menjual ikan hasil tangkapan mereka.
d.      Perhubungan dan Komunikasi
        Dari hasil pengamatan di lapangan dapat diketahui bahwa untuk akses perhubungan dalam hal ini adalah jalan dirasa masih memiliki banyak masalah karena banyak jalan yang sudah rusak dan hanya sebagian kecil yang jalan beraspalnya masih dalam kondisi baik sehingga akses ke desa ini agak terganggu dengan kondisi jalan.
      Untuk akses komunikasi di desa ini belum memiliki akses Telepon Umum sehingga sebagian besar mengandalkan akses komunikasi melalui Handphone meskipun akses jaringannya masih kecil.
e.       Pola Permukiman
      Untuk pola permukiman di wilayah Pantai Sendang Biru, desa Tambakrejo sebagian besar berkelompok mendekati sumber mata pencaharian atau dekat lahan pertanian dan sebagian lainnya mengikuti pola jalan di wilayah tersebut.
4.      Potensi Wilayah pantai Sendang Biru
Wilayah Pantai Sendang Biru yang terletak di Kecamatan Sumbermanjing wetan ini juga memiliki potensi lain diantaranya adalah sebagai kawasan wisata Pemancingan, hal ini didukung dengan:
·         Pantai Sendang Biru adalah satu pusat penghasil ikan terbesar di Jawa Timur, sehingga sangat cocok untuk tempat pemancingan.
·         Sekitar pantai Sendang Biru airnya tenang dan ombaknya tidak besar.
·         Prasarana perahu yang jumlahnya cukup memenuhi.
Selain itu Pantai Sendang Biru juga memiliki potensi lain yang sekiranya dapat meningkatkan pendapatan penduduk, yaitu dari:
a.             Persewaan kapal Nelayan bagi pengunjung yang ingin memancing atau mengunjungi kawasan Pulau Sempu.
b.            Persewaan alat memancing bagi pengunjung yang hobi memancing dan tertarik untuk mencoba memancing di sekitar pantai Sendang biru tetapi tidak membawa alat pancing sendiri.
c.             Penjualan cinderamata, pengunjung tentunya tidak hanya ingin berwisata saja akan tetapi juga memiliki Tujuan untuk belanja barang tertentu khas dari daerah yang mereka kunjungi. Untuk itu penduduk diharapkan dapat memanfaatkan potensi tersebut.

B.     Kawasan Konservasi Pulau Sempu
1.      Gambaran Umum kawasan Pulau Sempu
              Kawasan Pulau Sempu merupakan sebuah kawasan cagar alam yang dilindungi oleh pemerintah. Kawasan Pulau Sempu ditetapkan sebagai kawasan cagar alam berdasarkan SK GB No.46 STBL 1928. No 69 Tahun 1928, dengan luas wilayah 877 Ha dan lebarnya kurang lebih dari 160 Ha. Karena dilindungi maka untuk memasuki kawasan pulau Sempu ini harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari balai konservasi setempat. 
  Cagar alam Pulau Sempu secara geografis terletak diantara 11240’45” - 11245’42” Bujur Timur dan 827’24” - 827’54” Lintang Selatan, sedangkan secara administrative Pulau Sempu terletak di desa Tambakrejo Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Tingkat II Malang.
2.      Kondisi Fisik
Kondisi fisik kawasan konservasi Pulau Sempu didominasi oleh daratan yang berbukit-bukit dengan medan berlereng sedang hingga curam, pada ketinggian 50-100 m diatas permukaan laut selain itu curah hujan yang dimilki pulau Sempu rata-rata 2.132 mm pertahun. Musim penghujan pada bulan Oktober- April dan musim kemarau pada bulan Juli- September.
Kawasan Pulau Sempu di dominasi oleh keberadaan Hutan Mangrove sebagai lokasi berlindung biota-biota laut. Kondisi tanah di lokasi ini memiliki tekstur tanah yang kasar dan berpasir, dengan kedalaman tanah kurang dari 25 cm, dengan kondisi drainase tanah yang buruk dan memiliki Ph tanah 4,8.
3.      Kondisi Sosial ekonomi
Keberadaan kawasan konservasi Pulau Sempu ini ternyata sangat membantu penduduk yang berada di wilayah sekitar Pantai Sendang Biru, karena dengan adanya Pulau Sempu ini membuka mata pencaharian baru sebagai pengantar wisatawan yang ingin pergi menuju ke pulau Sempu. Bahkan tidak hanya penduduk lokal saja yang memanfaatkan keberdaan pulau Sempu ini, akan tetapi banyak juga penduduk dari luar jawa seperti dari Sumatera dan Kalimantan yang ikut mengadu nasib sebagai pengantar wisatawan menuju ke Pulau Sempu. Secara tidak langsung keberadaan Pulau Sempu ini sangat bermanfaat bagi penduduk di sekitar Pantai Sendang Biru untuk dapat meningkatkan taraf kesejahteraan.
4.      Potensi Wilayah Pulau Sempu
Berdasarkan data dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur, Cagar Alam Pulau Sempu ini memiliki kekayaan flora, fauna, serta memiliki keunikan tersendiri di dalamnya. Di kawasan Cagar Alam Pulau Sempu itu setidaknya memiliki sekitar 223 jenis tumbuhan yang tergolong dalam 144 marga dan 60 suku. Dari 60 suku telah diketahui lima suku yang memiliki jumlah individu, jenis dan marga yang relatif cukup banyak. Kelima suku itu adalah Moraceae, Euphorbiaeceae, Anacardiaceae, Annonaceae, dan Sterculiaceae. Melihat kondisi semacam itu tentuya kawasan Pulau Sempu diharapkan dapat menjadi lokasi yang cocok untuk Penelitian, Pendidikan, maupun sebagai tempat pariwisata andalan.
Pulau Sempu juga berpotensi sebagai pariwisata budaya misalnya pada hari-hari Syawalan (kira-kira tanggal 7 atau 8 Syawal) banyak yang naik perahu ke pulau Sempu untuk mengambil air dari sebuah mata air tawar dengan kepercayaan yang seperti " air Widodaren " di Wendit, yaitu untuk kesehatan dan kesembuhan.

C.    Pujon Lor
1.      Gambaran Umum Desa Pujon Lor
Secara Administratif Pemerintahan desa Pujon Lor terletak di Kecamatan Pujon, kabupaten Malang. Sedangkan secara geografis desa Pujon Lor terletak pada 0751’04,8” S atau 11238’14” E. Desa Pujon Lor secara Administratif berbatasan dengan wilayah:
·         Sebelah Utara berbatasan dengan desa Wiyurejo
·         Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Pujon Kidul
·         Sebelah Barat berbatasan dengan desa Ngroto
·         Sebelah Timur berbatasan dengan desa Pandensari
2.      Kondisi Fisik
Desa Pujon Lor merupakan daerah dataran tinggi dengan ketinggian tempat 1140 m di atas permukaan laut dengan kemiringan lereng antara 0%- 15%. Kondisi tanah di wilayah ini tergolong cukup baik dengan Ph tanah 6,3 dan tekstur tanah agak kasar dengan kandungan lempung serta memiliki sistem drainase yang baik  dan kedalam tanah yang cukup dalam yaitu 90 cm maka wilayah ini tergolong daerah dengan tingkat kesuburan tanah cukup tinggi. Kondisi hidrologi di wilayah ini sudah sangat menunjang bagi pertanian meskipun sudah diketahui bahwa daerah ini memiliki kedalaman tanah yang cukup dalam. Rata-rata suhu di wilayah ini berkisar sekitar 20C, dengan curah hujan rata-rata 2000- 2500 mm pertahun.
3.      Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk
a.      Kepadatan Penduduk
        Wilayah desa Pujon Lor memiliki jumlah penduduk sebesar 6645 jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata 15 Jiwa/ha yang artinya setiap 1 Ha luas lahan yang ada paling tidak ada 15 Jiwa yang menghuni wilayah tersebut.
Kepadatan penduduk didapat dari hasil perhitungan berikut:
Kp= Jumlah Penduduk
               Luas lahan
     =  6645
         436,39
     = 15,22
Adapun luas penggunaan lahannya dapat dilihat dari Tabel sebagai berikut ini:
Tabel 1. Luas Penggunaan lahan Desa Pujon Lor
No
Penggunaan
Luas (Ha)
1
Pertanian
10,9
2
Ladang/tegalan
266,78
3
Perkebunan
1
4
Bangunan lain
101,676
5
Permukiman
54
6
Rekreasi dan Olahraga
0,787
7
Lain-lain
1,25

Jumlah
436,393
 Sumber: data BPM, Kab. Malang 2009
b.      Komposisi Penduduk
Ø  Komposisi Penduduk Menurut Umur
    Penduduk desa Pujon Lor secara umum jika dilihat dari komposisinya menurut Umur penduduk dapat dikategorikan sebagai Struktur masyarakat Muda karena sebagian besar penduduknya masih berusia muda. Hal ini dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
          Tabel 2. Jumlah Penduduk berdasar Umur
No
Usia
Jumlah
1
0 – 14 Tahun
1763
2
15-30 Tahun
1865
3
31-45Tahun
1314
4
46 – 59 Tahun
862
5
>60 Tahun
765

Jumlah
6645
                       


                   
Sumber: data BPM, kab.Malang 2009

                    Dari data tersebut sebenarnya dapat diketahui bahwa desa Pujon Lor memiliki potensi sumberdaya manusia yang cukup tinggi karena memiliki penduduk dengan usia tenaga kerja produktif lebih besar. Untuk mengetahui besarnya perbandingan usia produktif dengan usia tidak produktif dapat dicari menggunakan rumus Dependensi Rasio (DR)
DR =  P (0-14 tahun) + P (+60 tahun) x k
                        P (15-59 tahun)
      =  1763 + 765  x 100
               4041
      = 62,5
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa 100 orang pada usia Produktif hanya menanggung beban 63 orang yang tidak produktif sehingga bisa dikatakan kegiatan perekonomian di desa Pujon Lor tidak mengalami hambatan karena pada umumnya masih memiliki banyak sumber tenaga kerja yang produktif.
Ø  Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin
    Berdasarkan komposisi penduduk menurut Jenis Kelamin diketahui bahwa  jumlah penduduk laki-laki lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk wanita. Jumlah penduduk laki-laki sejumlah 3329 sedangkan penduduk wanita 3316. Dengan demikian dapat diketahui perbandingan sex ratio di desa Pujon Lor melalui perhitungan berikut ini:
SR = M x K
          F
      = 3329 x 100
3316
               = 100,39
         Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa perbandingan antara jumlah laki-laki dan perempuan di desa Pujon Lor memiliki cirri jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibanding perempuan.



Ø  Mata Pencaharian Penduduk
       Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk di desa Pujon Lor bekerja di sektor pertanian terutama petani sayuran dan peternak sapi perah, sedangkan sebagian kecil bekerja di sektor jasa /perdagangan. Kondisi fisik desa Pujon Lor yang sangat mendukung untuk perkembangan pertanian holtikultura dan untuk pengembang biakan sapi perah membuat kedua jenis mata pencaharian tersebut mendominasi di wilayah desa Pujon lor. Meskipun begitu tidak sedikit juga yang bekerja sebagai pedagang maupun penyewaan jasa.
        Desa Pujon Lor terbagi dalam tiga dusun, untuk dusun Maron sebagian besar bermata pencaharian sebagai Petani sedangkan untuk dusun Krajan dan Gesingan sebagian besar penduduk sebagai peternak sapi perah. Adapun distribusi persebaran jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat dari Tabel 3 di bawah ini.
         Tabel 3. Struktur Mata Pencaharian penduduk
No
Jenis Pekerjaan
Jumlah (orang)
1
Petani & Peternak
475
2
Pekerja di sektor Jasa/perdagangan
395
 Sumber: data BPM, Kab.Malang 2009
Ø  Tingkat Pendidikan
   Dari hasil Penelitian dapat diketahui bahwa rata-rata penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani maupun peternak merupakan lulusan dari jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan hanya beberapa yang merupakan lulusan sarjana. Meskipun begitu, dengan usaha mereka yang gigih mereka mampu menyekolahkan anak-anak mereka sampai minimal memenuhi wajib belajar 9 Tahun atau sampai dengan jenjang pendidikan Sekolah lanjutan pertama meskipun tidak sedikit yang mampu membiayai anaknya hingga Sekolah Menengah Atas / yang sederajat.


Tabel 4. Tingkat Pendidikan Responden
No. Responden
Pekerjaan
Pendidikan Akhir Responden
Tingkat Pendidikan Anak
1
Peternak
Sarjana
SD
2
Petani
Tidak Tamat SD
SLTA
3
Buruh Ternak
Tidak Tamat SD
SD
4
Peternak
SD
SD
5
Petani
SD
SD
6
Petani
SLTP
SLTP
7
Peternak
SD
SD
Sumber: data Penelitian
Ø  Tingkat Pendapatan
   Tingkat Pendapatan penduduk di desa Pujon Lor bisa dibilang tergolong cukup tinggi mengingat usaha/kegiatan yang mereka lakukan tergolong jenis pekerjaan yang menguntungkan seperti halnya pertanian berbagai macam sayuran dan buah-buahan dan juga  peternakan sapi perah dengan skala regional. Dari hasil Penelitian dapat diketahui rata-rata pengahasilan penduduk yang bekerja di sektor pertanian dan peternakan sapi perah adalah sebagai berikut.
Tabel 5. Tingkat Pendapatan Penduduk Petani dan peternak
No.Responden
Pekerjaan
Pendapatan perbulan
Pengeluaran perbulan
1
Peternak
7.200.000
2.200.000
2
Petani
5.000.000
1.200.000
3
Buruh Ternak
   750.000
   500.000
4
Peternak
3.000.000
1.500.000
5
Petani
2.500.000
1.200.000
6
petani
5.000.000
2.500.000
7
peternak
3.000.000
2.000.000
    Sumber: data Penelitian
Dari Tabel tersebut dapat diketahui rata-rata penghasilan yang didapat dan biaya pengeluaran yang harus dikeluarkan oleh petani dan peternak perbulan.
Mean= Jumlah Penghasilan
                Jumlah data
         = Rp.26.450.000
                     7
         = Rp.3.778.571
         = Rp.3.800.000
                 Mean= Jumlah Pengeluaran
                                      Jumlah data
                            = Rp.11.100.000
                                         7
                            = Rp.1.585.715
                            = Rp.1.600.000
        Dari jumlah perbandingan jumlah penghasilan dan pengeluaran tersebut dapat disimpulkan bahwa kondisi ekonomi penduduk di desa Pujon Lor  sudah cukup maju mengingat keuntungan yang mereka dapat lebih besar dari biaya yang ahrus mereka keluarkan untuk biaya operasioanal. Meskipun begitu bukan berarti mereka tidak pernah mengalami kerugian sama sekali, faktor perubahan musim seringkali menyebabkan mereka mengalami kerugian meskipun sesekali juga mengalami keuntungan bahkan bisa mencapai 10x lipat dari penghasilan mereka.
Ø  Agama
   Sebagian besar penduduk yang tinggal di wilayah desa Pujon Lor memeluk agama islam dan hanya sebagian kecil yang beragama katolik, protestan, dan aliran kepercayaan.
c.       Fasilitas Pelayanan Sosial Ekonomi
1)   Fasilitas Pelayanan Sosial
Ø       Pendidikan
Di sektor pendidikan desa Pujon Lor memiliki jumlah guru pengajar sebanyak 37 orang yang terbagu untuk pengajar tingkat Taman kanak-kanak dan Guru Sekolah Dasar. Jika dilihat dari ketersediaan guru pengajar dan jumlah sekolah yang ada bisa dibilang sudah mencukupi dan sudah layak untuk kegiatan belajar mengajar siswa.
Ø  Kesehatan
       Di sektor kesehatan di wilayah desa Pujon Lor belum memiliki satupun dokter yang bekerja disini. Hanya ada 2 bidan dan 1 mantri saja yang bertugas untuk memenuhi penduduk yang membutuhkan bantuan pertolongan kesehatan. Untuk sarana kesehatan yang ada di desa Pujon Lor adalah Rumah Sakit Bersalin dan Puskesmas. Jika melihat dari ketersediaan tenaga kerja kesehatan dengan sarana kesehatan yang ada dirasa masih kurang untuk memenuhi persyaratan pelayanan kesehatan. Untuk itu diharapkan kedepannya akan ada penambahan tenaga kerja kesehatan di desa Pujon Lor.
Ø  Kebutuhan air
       Pemenuhan kebutuhan air penduduk untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, biasanya penduduk memanfaatkan sumur. Sedangkan untuk sarana irigasi memanfaatkan Saluran sekunder yang dibangun oleh pemerintah desa yang berasal dari air sungai.
Ø      Organisasi sosial
    Untuk mempererat rasa persaudaraan di desa Pujon Lor dibentuklah semacam unit pemberdayaan masyarakat semacam LPMD dan Karang Taruna untuk mewadahi aspirasi masyarakat desa.
Ø      Keagamaan
Untuk pelayanan fasilitas keagamaan di desa Pujon Lor masih didominasi dengan nuansa islami dengan masih banyaknya fasilitas peribadatan seperti masjid dan langgar/Surau. Selain itu di desa ini juga sudah ada Gereja meskipun jumlahnya tidak sebanyak Masjid dan Surau.


2)   Fasilitas Pelayanan Ekonomi
Ø  Pasar
 Untuk kegiatan jual beli, penduduk di desa Pujon Lor hanya mengandalkan pasar tradisional itupun jumlahnya hanya sedikit. Di desa Pujon Lor belum dibentuk pasar setingkat pasar kelurahan.
Ø  Pertokoan
 Selain pertanian dan peternakan juga banyak penduduk yang bekerja di sektor perdagangan. Hal ini berpengaruh juga terhadap jumlah toko maupun kios yang cukup banyak yang pada umumnya berada di sepanjang jalan utama desa.
Ø  Koperasi
 Untuk membantu kegiatan perekonomian di desa Pujon Lor sudah dibangun beberapa koperasi. Salah satu koperasi yang cukup memiliki peran vital bagi desa adalah keberadaan koperasi SAE yang menghubungkan antara peternak, industri dan konsumen. Selain itu juga ada koperasi simpan pinjam dan koperasi karyawan.
Ø  Bank
 Di desa Pujon lor sudah ada lembaga keuangan berbentuk Bank yaitu berupa Bank Perkreditan rakyat (BPR-BKK) sehingga sudah cukup untuk membantu kebutuhan masyarakat yang ingin memiliki modal usaha melalui kredit Bank
3)      Perhubungan dan Komunikasi
      Untuk sarana perhubungan (jalan) di desa Pujon Lor terbagi dalam dua jenis Jalan yaitu jalan Kabupaten/propinsi dan jalan desa. Untuk kondisi jalan Kabupaten / propinsi keadaanya kurang begitu baik karena beberapa bagian jalan sudah rusak, sedangkan untuk jalan desa terbilang kondisinya masih relative baik.
       Untuk sarana komunikasi di desa Pujon Lor terbilang masih cukup baik karena tingkat ekonomi masyarakat sebagian besar sudah baik sehinngga rata-rata sudah memiliki Handphone sendiri. Bagi sarana komunikasi umum sudah tersedia Warung Telepon (Wartel) umum.
4)      Pola Permukiman
       Pola permukiman penduduk di desa Pujon Lor dapat diamati secara umum yaitu berkelompok mendekati lahan-lahan pertanian atau dekat dengan lahan usaha peternakan. Ada juga yang mengikuti pola jalan raya untuk penduduk yang memiliki usaha pedagang.
  1. Potensi Wilayah Pujon Lor
Desa Pujon lor memiliki beberapa potensi yang bisa dimanfaatkan sebagai sarana peningkatan kesejahteraan penduduk di wilayah tersebut. Adapun beberapa potensi tersebut antara lain:
·         Kesuburan tanah yang memadai sehingga wilayah ini sangat potensial dalam produksi tanaman pangan seperti sayuran dan buah- buahan.
·         Iklim yang sesuai dan cocok bagi berkembangnya peternakan sapi perah sebagai mata pencaharian andalan penduduk.
      Di sektor peternakan di wilayah desa Pujon Lor sangat berkembang  yaitu peternak sapi perah dimana hasil yang   berupa susu  murni sangat mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat Pujon Lor, karena dalam pengelolaan dalam rangka memasarkan hasil susu tersebut sudah memiliki koperasi Penampung hasil susu tersebut yaitu koperasi SAE dan sudah bekerjasama dengan perusahaan skala internasional yaitu perusahaan NESTLE sehingga dapat diharapkan pemasarannya berjalan dengan baik dan maksimal. Berkat adanya koperasi ini masyarakat khususnya peternak sapi perah sangat terbantu dalam hal pemasaran produk hasil susu perahan.
Dengan beberapa potensi tersebut diharapkan pengelolaan wilayah desa Pujon Lor dapat dioptimalkan semaksimal mungkin bagi peningkatan kesejahteraan penduduk di wilayah tersebut. Meskipun begitu peran dari pemerintah baik dari pemerintah desa maupun pemerintah pusat terkait kebijakan peningkatan kualitas pengelolaan sumberdaya alam yang baik tentulah sangat diperlukan.

BAB IV
PENUTUP


  1. Simpulan
Dari uraian deskripsi kondisi sosial ekonomi di tiga wilayah/lokasi Penelitian dapat diketahui bahwa ketiga wilayah tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Wilayah di sekitar Pantai Sendang Biru masyarakatnya sebagian besar bermata pencaharian sebagai Nelayan dan Petani, sedangkan untuk desa Pujon Lor sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani holtikultura dan juga Peternak sapi perah. Untuk keberadaan kawasan konservasi Pulau Sempu sendiri ternyata mampu menciptakan lapangan kerja baru baik untuk penduduk setempat maupun penduduk dari luar daerah bahkan luar pulau Jawa seperti pulau Sumatera dan Kalimantan. Dari kedua wilayah yang diteliti dapat diketahui jika dilihat dari tingkat kesejahteraan desa Pujon Lor lebih baik dibandingkan dengan wilayah Pantai Sendang Biru, desa Tambakrejo.

  1. Saran
Melihat dari potensi yang ada di kedua wilayah Penelitian yaitu wilayah Pantai Sendang Biru,desa Tambakrejo dan desa Pujon Lor maka kami memberikan  beberapa saran berikut ini:
1.      Bagi pemerintah daerah Kabupaten Malang sebaiknya ikut berperan banyak dalam hal ikut mempromosikan potensi di kedua wilayah tersebut.
2.      Bagi pemerintah desa sendiri diharapkan dapat membuat kebijakan yang tepat terkait permasalahan kondisi sosial ekonomi masyarakat agar upaya peningkatan kesejahteraan tercapai.
3.      Bagi penduduk setempat untuk menjaga ketertiban lingkungan dan saling membantu sesame untuk membangun keamanan desa yang kondusif untuk menumbuhkan iklim usaha yang produktif.
Daftar Pustaka

Banowati, Eva. 2009. Buku Ajar Geografi Sosial. Semarang: Universitas Negeri Semarang
Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 1981. Dasar-Dasar Demografi. Jakarta: Fakultas Ekonomi UI
Robinson, Tarigan. 2008. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Bandung: Bumi Aksaras
Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang. 2009. Data Dasar Profil Desa Pujon Lor. Malang: Pemkab Malang

2 comments:

  1. Lucky 8 casino login required - JTM Hub
    Lucky 8 Casino Login Required. The online gambling site was launched in 진주 출장안마 2004 군산 출장마사지 and 용인 출장샵 is licensed by 대전광역 출장안마 the Malta Gaming Authority (MGA),  Rating: 3.6 · ‎Review 여수 출장안마 by JT Hub

    ReplyDelete